Menanamkan Nilai Adat Minangkabau dalam Jiwa Pelajar SMP Muhammadiyah Kauman
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Dalam rangka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), SMP Muhammadiyah Kauman — sekolah yang berdiri sejak tahun 1950-an dan memiliki sejarah panjang dalam mencetak generasi berkarakter — menghadirkan nuansa adat dan budaya lokal sebagai bagian dari pendidikan karakter siswa.
![]() |
Para Peserta MPLS |
Salah satu materi utama yang diangkat adalah "Sumbang Duo Baleh", yakni dua belas larangan atau kesalahan dalam sikap dan perilaku yang harus dihindari oleh perempuan Minangkabau. Adat ini mencerminkan nilai kesopanan, tata krama, dan kehormatan yang menjadi pedoman hidup masyarakat Minang, terutama kaum perempuan.
Berikut dua belas bentuk sumbang yang harus dihindari:
Sumbang Duduak – Duduk harus sopan, bersimpuh, bukan bersila atau mencangkung.
Sumbang Tagak – Berdiri tanpa menimbulkan kesan negatif atau mengganggu.
Sumbang Bajalan – Berjalan wajar dan anggun, tidak terburu-buru atau seenaknya.
Sumbang Kato – Bertutur kata dengan lembut, tidak kasar atau berteriak.
Sumbang Caliak – Menjaga pandangan, tidak sembarangan atau menggoda.
Sumbang Makan – Makan dengan sopan, tidak rakus atau tergesa-gesa.
Sumbang Pakai – Berpakaian sesuai norma adat, sopan dan rapi.
Sumbang Karajo – Bekerja dengan baik, tidak ceroboh atau asal-asalan.
Sumbang Tanyo – Bertanya dengan sopan dan penuh rasa hormat.
Sumbang Jawek – Menjawab dengan baik dan tidak kasar.
Sumbang Bagaua – Bergaul secara santun dan sesuai adat. Poll Lo Oppo ⁹o Oppo ⁹
Sumbang Kurenah – Menjaga sikap agar tidak dianggap aneh atau tidak sopan.
![]() |
Pemateri dan Peserta Berdialog |
Melanggar nilai-nilai ini bukan hanya membawa malu bagi diri sendiri, tapi juga mencoreng nama baik keluarga dan suku. Karena itulah, nilai-nilai ini penting ditanamkan sejak usia dini, terutama dalam konteks pembelajaran di sekolah.
Untuk memperkuat pemahaman ini, pihak sekolah menghadirkan seorang pakar adat Minangkabau tingkat nasional, Ust. M. Jamil, M.Pd, yang dikenal sebagai penulis dan pembicara adat budaya Minang. Dalam materinya, beliau menyampaikan bahwa pemuda Minangkabau harus memahami dan menjaga jati dirinya, hidup dalam kerangka “Adat basandi syarak, syarak qbasandi Kitabullah.”
Beliau juga mengundang siswa yang ingin memperdalam ilmu adat untuk datang ke Islamic Center Padang Panjang setiap bulan.
Tak hanya itu, sebagai bentuk apresiasi terhadap keberagaman dan pentingnya nilai-nilai agama dalam pergaulan remaja, sekolah juga menghadirkan Umi Eliyarita, S.Pd, Penyuluh Agama Kota Padang Panjang. Dalam penyampaiannya, beliau membahas bagaimana pergaulan remaja seharusnya ditinjau dari perspektif keagamaan.
![]() |
Peserta Menyimak dengan Tekun dan antusias |
Acara MPLS kali ini diikuti dengan antusias oleh 49 peserta, baik siswa maupun guru. Semua rangkaian kegiatan dikemas menarik oleh ketua pelaksana, Ibu Nur Elhidayah, S.Pd, alumni FKIP UMS Padang Panjang, yang dengan semangat membangun generasi muda berkarakter kuat, sukses membuat kegiatan ini terasa hidup, inspiratif, dan penuh makna. (Kepsek SMP M/Yus MM*)
0 Komentar