![]() |
ilustrasi pixabay.com |
PADANG, kiprahkita.com - Anak nagari di Minangkabau mampu menjaga kawasan hutan dengan baik. Hutan nagari menjadi tempat bergantung hidup sebagian besar warga.
"Di Sumatera Barat, terdapat hutan nagari yang menjadi tempat bergantung hidup sebagian besar warga, yang menetap di kawasan perhutanan. Mereka ikut menjaga kawasan hutan, dan untuk mengapresiasinya, tidak cukup dengan tepuk tangan. Harus ada pemberdayaan, sehingga mereka bisa lebih hidup dari pengelolaan hutan," kata Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah.
Gubernur mengatakan hal itu, Sabtu (16/9), saat menjadi penanggap pada Talkshow Prospek Multiusaha Rakyat Menuju Pembangunan Hijau, yang dihelat oleh Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Menurutnya, di antara pemanfaatan hutan sosial yang berhasil di Sumbar hadir dalam wujud Objek Wisata Alam Nyarai di Kabupaten Padang Pariaman. Kawasan hutan ini, jelasnya. disulap oleh para mahasiswa yang pulang kampung, bersama masyarakat dan pegiat wisata, sehingga mendatangkan sisi komersil yang sangat menjanjikan.
"Dulu sebelum ada objek wisata ini, ada warga yang terlibat illegal loging, tapi setelah ada wisata Nyarai, mereka sekarang jadi pemandu wisata dan bisa lebih hidup dengan profesi itu ketimbang dari menebang hutan secara ilegal," kata Mahyeldi, dikutip dari publikasi @Humas.Sumbar, Ahad (17/9) pagi.
Untuk pengelolaan hutan sosial itu, imbuhnya, Pemprov Sumbar mengalokasikan anggaran yang cukup besar dan meningkat dari tahun sebelumnya.
Bila pada 2021 dialokasikan anggaran Rp9 miliar, maka tahun-tahun berikutnya terus meningkat, sehingga mencapai Rp16 miliar pada 2023 ini.
Mahyeldi juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah, kesadaran masyarakat, serta semangat generasi muda dan mahasiswa, untuk mendukung program-program pemberdayaan perhutanan sosial.
Mimbar talkshow yang dihadiri Gubernur Mahyeldi kali ini, merupakan bagian dari rangkaian Festival LIKE (Lingkungan-Iklim-Kehutanan-Energi EBT), yang digelar KLHK selama 16-18 September 2023, dalam rangka Road to COP28 UNFCCC UAE 2023.
Selain Gubernur Mahyeldi, narasumber penanggap lainnya Prof. Dodik Ridho Nurrochmat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Dr. Bambang Supriyanto selaku Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.(adpsb; ed. mus)
0 Komentar