Program Ketahanan Pangan Hewani di Nagari Sukomananti Aua Kuniang: Budidaya Ikan Lele sebagai Solusi Ketahanan Gizi dan Ekonomi Masyarakat
SUKOMANANTI PASBAR, kiprahkita.com –Pada tahun anggaran 2024, Pemerintah Nagari Sukomananti Aua Kuniang melaksanakan program ketahanan pangan yang berfokus pada sektor pangan hewani, yakni budidaya ikan lele. Program ini dibiayai melalui Dana Desa sebesar Rp65.350.000,- yang dialokasikan untuk berbagai kebutuhan utama seperti pembangunan 8 unit kolam, pembelian 40.000 ekor bibit lele, pengadaan pakan, obat-obatan, serta tambahan pakan seperti kulit ayam.
![]() |
Peternak Lele Memperagakan Lele yang Siap Panen |
Program ini tidak hanya menjadi solusi ketahanan pangan, tetapi juga merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat.
Pelaksana kegiatan adalah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Harapan Jaya yang ditunjuk berdasarkan hasil musyawarah bersama unsur pemerintah nagari dan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti PKK, LPMN, Karang Taruna, serta kelompok tani, kelompok wanita tani, dan kelompok budidaya ikan lainnya yang ada di Nagari Sukomananti Aua Kuniang.
![]() |
Foto atas:Pengurus dan Foto bawah: Bibit Lele |
Dalam pelaksanaannya, program ini mengacu pada landasan hukum yang kuat, yaitu Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2023, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2024, serta Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Dengan demikian, program ini tidak hanya legal secara administratif, tetapi juga selaras dengan kebijakan nasional dalam hal penguatan ketahanan pangan dan pengentasan masalah gizi masyarakat.
Secara teknis, Pokdakan Harapan Jaya bertanggung jawab penuh dalam operasional harian budidaya ikan lele dan wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Pemerintah Nagari. Laporan tersebut mencakup kendala-kendala lapangan, seperti kematian bibit ikan, serta hasil produksi per siklus budidaya, yang berlangsung setiap tiga bulan.
Salah satu aspek penting dan berdampak langsung dari program ini adalah distribusi hasil produksi kepada masyarakat, khususnya keluarga yang anaknya terindikasi mengalami stunting. Hal ini menunjukkan bahwa program ketahanan pangan ini tidak hanya berorientasi pada aspek ekonomi semata, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kesehatan masyarakat secara langsung.
Dengan sinergi antara pemerintah nagari, lembaga kemasyarakatan, dan kelompok tani, program budidaya ikan lele diharapkan dapat menjadi contoh sukses ketahanan pangan lokal yang berkelanjutan. Selain meningkatkan ketersediaan pangan bergizi, program ini juga memperkuat kohesi sosial dan memperluas peluang ekonomi bagi masyarakat Nagari Sukomananti Aua Kuniang.
Latar Belakang Program
Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang menjadi perhatian utama pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup ketersediaan bahan pangan, tetapi juga keterjangkauan, keamanan, dan kandungan gizinya. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, fluktuasi harga bahan pokok, serta meningkatnya angka stunting di beberapa wilayah, maka program ketahanan pangan yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal menjadi sangat penting.
![]() |
Foto atas: Kolam Petak dan Foto bawah Para Petinggi Suko Mananti |
Nagari Sukomananti Aua Kuniang sebagai salah satu wilayah di Kabupaten yang memiliki komitmen terhadap pengentasan stunting dan peningkatan gizi masyarakat, menginisiasi program ketahanan pangan hewani melalui budidaya ikan lele. Kegiatan ini tidak hanya sebagai langkah strategis pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat, namun juga sebagai bentuk pemberdayaan kelompok tani dan kelompok budidaya lokal.
Sumber Pendanaan dan Alokasi Anggaran
Program ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2024 dan bersumber dari Dana Desa sebesar Rp65.350.000,. Dana tersebut digunakan untuk membiayai berbagai keperluan teknis dan operasional yang mendukung keberhasilan program, antara lain:
Pembuatan kolam budidaya ikan lele sebanyak 8 unit
Pengadaan bibit ikan lele sebanyak 40.000 ekor
Penyediaan pakan utama
Obat-obatan untuk pemeliharaan kesehatan ikan
Pakan tambahan dari sumber lokal seperti kulit ayam
Penggunaan dana ini dirancang secara efisien dan transparan untuk memastikan bahwa setiap aspek dari kegiatan budidaya ikan lele ini dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.
Distribusi Hasil dan Dampak Sosial
Hasil panen ikan lele dari program ini tidak hanya dijual untuk meningkatkan ekonomi kelompok, tetapi sebagian juga didistribusikan secara gratis kepada masyarakat Nagari Sukomananti Aua Kuniang, khususnya keluarga yang memiliki anak terindikasi stunting.
Ini adalah salah satu bentuk nyata pemanfaatan hasil produksi untuk perbaikan gizi masyarakat, sekaligus mendukung program nasional percepatan penurunan stunting. Dengan penyediaan protein hewani secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, diharapkan status gizi anak-anak di nagari ini dapat meningkat secara signifikan.
Penutup
Program ketahanan pangan hewani melalui budidaya ikan lele di Nagari Sukomananti Aua Kuniang adalah contoh konkret dari sinergi antara pemerintah nagari, lembaga kemasyarakatan, dan kelompok tani dalam mendukung ketahanan pangan lokal. Dengan dukungan dana desa dan berbasis pada potensi serta kebutuhan lokal, program ini tidak hanya meningkatkan ketersediaan pangan bergizi, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, serta mendukung upaya penanggulangan stunting secara nyata.
Ke depan, dengan monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan, program ini diharapkan bisa diperluas skalanya, dijadikan sebagai model untuk nagari lain, serta terus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. (Zen/Yus MM)*
0 Komentar