![]() |
Presiden memberi sambutan,(setkab.go.id) |
SURAKARTA, kiprahkita.com - Sebanyak 25 orang personil Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam), Rabu (20/9), menggelar apel siaga di Stadion Manahan Surakarta.
Presiden RI Joko Widodo tutur hadir pada apel itu, didampingi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti, Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy, Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni, Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen (Purn) Nana Sudjana, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumingraka.
Mu'ti mengatakan, dalam suasana politik yang semakin hangat, kerekatan barisan sebagai suatu bangsa harus dijaga.
“Rapatnya barisan di Apel KOKAM ini haruslah menjadi bagian rapatnya persatuan bangsa. Kita harus bekerja sama untuk kejayaan bangsa, umat, dan kesejahteraan kita semua. Dalam rangka kita menjaga persatuan itu, tentu saja kita harus memelihara keberagaman,” katanya, sebagaimana dirilis laman resmi muhammadiyah.or.id.
Guru Besar Bidang Pendidikan Islam menegaskan, sistem demokrasi yang dianut Indonesia merupakan pilihan logis dan tidak bertentangan dengan paham keagamaan.
Selain itu, imbuhnya, sistem demokrasi juga sudah digunakan Indonesia dan akan digunakan kembali pada Pemilu 2024 mendatang. Dia berharap, pemilu mendatang berjalan lancar dan tanpa meninggalkan jejak buruk bagi bangsa dan negara ke depan.
Panglima Tinggi KOKAM Dzulfikar Ahmad Tawalla menegaskan, apel ini dalam rangka menjaga persatuan, di tengah tantangan yang semakin kompleks. Lebih-lebih, tuturnya, menjelang tahun politik 2024 yang sarat akan potensi perpecahan sesama anak-anak bangsa.
“Apel Akbar ini adalah momen bersejarah bagi KOKAM dalam mengukuhkan komitmen kami dalam menjaga persatuan bangsa, terutama menjelang Pemilu 2024,” ucap Dzulfikar yang juga sekaligus Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah.
Presiden Jokowi menyampaikan apresi KOKAM dan Pemuda Muhammadiyah yang telah berkontribusi positif di masyarakat. Dalam konteks keindonesiaan, sebutnya, peran-peran sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah, termasuk KOKAM di dalamnya memiliki arti penting, sebab diperlukan oleh masyarakat.
“Saya mengharapkan dukungan keluarga besar Muhammadiyah untuk menjaga pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia Maju yang kita cita-citakan,” ujar Presiden, dikutip dari laman resmi setkab.go.id, milik Sekretariat Kabinet RI.
Presiden meyakini, bangsa Indonesia telah dewasa dalam berdemokrasi dan siap menyongsong pemilu serentak tahun 2024. Namun presiden tidak memungkiri adanya potensi ketegangan dalam agenda besar tersebut.
“Potensi risiko akan tetap ada, potensi ketegangan juga akan tetap ada, dan di sinilah peran dan kontribusi organisasi sukarelawan, organisasi pemuda, seperti KOKAM Muhammadiyah sangat diperlukan,” ucapnya.
Menurutnya, perbedaan pilihan, adu argumentasi, serta menang dan kalah adalah hal yang wajar dalam sebuah pesta demokrasi. Namun hal tersebut tidak boleh mengurangi semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena pemilu. Dan, lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan,” tegasnya.(*/mus)
0 Komentar