Dentuman Marapi Mengejutkan, Gemakan Ketakutan di MTsN Padang Panjang
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Pada Rabu pagi (23/7/2025), siswa dan guru MTsN Padang Panjang dikejutkan oleh suara ledakan keras. Beberapa menit kemudian, konfirmasi datang: suara tersebut berasal dari letusan Gunung Marapi yang terdengar hingga ke Kota Padang Panjang — lokasi sekolah berada hanya berjarak puluhan kilometer dari gunung.
Warga sekitar, termasuk di Padang Panjang, melaporkan suara dentuman keras hingga membuat jendela dan pintu bergetar, menciptakan kepanikan di lingkungan sekolah, terutama di ruang kelas dan ruang guru.
Letusan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terdengar hingga ke Kota Padang Panjang dan sekitarnya.
"Dentumannya terdengar keras hingga kaca-kaca jendela bergetar," kata Anggia salah seorang warga di Kota Padang Panjang saat dihubungi dari sekolah orangtuanya di MTsN Padang Panjang, Rabu pagi ini. Pos Gunung Api (PGA Marapi) Ahmad Rifandi membenarkan terjadi erupsi pada pukul 07:23 WIB tinggi kolom abu vulkanik yang terlontar terpantau 1.600 meter karena atau 1,6 kilometer dari atas puncak. Erupsi ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,5 milimeter serta berdurasi sekitar 58 detik.
![]() |
Kolom Api Tebal Mengarah ke Tenggara |
"Letusannya cukup mengagetkan warga apalagi saat itu siswa sedang apel pagi dan beberapa guru sedang shalat dhuha," kata salah serang guru.
Dentuman keras pada Rabu pagi (23/7/2025), siswa dan guru MTsN Padang Panjang serentak takbir manakala mendengar suara ledakan keras itu. Beberapa menit kemudian terlihat api, abu, asap dari gunung itu.
Warga sekitar pun kaget, mereka pun melaporkan suara dentuman keras hingga membuat jendela dan pintu bergetar, menciptakan kepanikan di lingkungan sekitar kota.
Fakta Teknis Letusan
Waktu: Beberapa kali letusan terjadi juga sejak 21/7 pada jam-jam sebelumnya; terekam di seismogram PGA Marapi dengan amplitudo sekitar 30 mm dan durasi hampir 1 menit (58 detik)
Visual abu: Meski letusan tercatat, kolom abu tidak terpantau karena tertutup kabut—sepanjang kejadian hujan, membuat observasi visual sulit
Status gunung: Masih berada pada level II (Waspada), sesuai rekomendasi PGA. Warga dan penduduk di radius 3 km masih diimbau selalu waspada, terutama terhadap potensi lahar dingin seiring musim hujan. (Yus MM/BS)
0 Komentar