Kabut Asap Kembali Menyelimuti Sumbar

diskominfo padang

PADANG, kiprahkita.com - Kabut asap kembali menyelimuti bumi. Sejumlah kabupaten kota di Sumbar, kualitas udaranya mulai menurun. Padang Panjang dan Padang termasuk daerah tertutup kabut asap itu.


Ini mengingatkan kita pada peristiwa serupa tahun 2011,2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016, saat Sumatera disungkup kabut asap. Sekolah-sekolah diliburkan, dan berbagai aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Mairizon, Selasa (5/9/2023) menjelaskan, kondisi kabut asap yang menyungkupi ibukota Provinsi Sumatera Barat itu dalam Kategori Sedang.


"Padang kategori sedang. Dua hari belakangan, matahari nyaris tak terlihat karena tertutup asap. Mendung saja terasa," katanya, sebagaimana dipublikasikan Dinas Kominfo Kota Padang.


Menurutnya, berdasarkan pantauan stasiun AQMS Kota Padang, sejak 30 Agustus hingga 4 September, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk parameter partikulat debu ukuran 2,5 mikron (PM2.5) masih dalam Kategori Sedang. Nilai ISPU PM2.5 masih menunjukkan trend peningkatan sampai saat ini.


Kualitas udara di Padang, menurutnya, memang mengalami penurunan. Penyebab dominannya diduga berasal dari asap kiriman kebakaran hutan dan lahan, dari titik api yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.


"Jika melihat trend peningkatan nilai ISPU PM2.5 dalam seminggu ini, kategori biru atau Sedang ini dapat mencapai kategori kuning atau Tidak Sehat dalam waktu 20 hari ke depan," ucapnya.


Pada 2015, kita di Sumatera Barat mengalami bencana akibat kabut asap sebanyak dua gelombang. Pertama pada Maret hingga pertengahan Mei, dan kedua berlangsung sepanjang September hingga akhir November. Pada Januari 2016 kembali terjadi.


Kerugian yang diderita akibat bencana itu tidaklah sedikit. Ada triliunan rupiah, nominalnya. Anak-anak sekolah terpaksa diliburkan. Ribuan penderita infeksi saluran pernafasan mengalami perawatan di Puskesmas dan rumah sakit. Nadi ekonomi berdetak lambat.


Bencana itu memancing keprihatinan banyak pihak. Presiden Joko Widodo sempat memerintahkan agar penanganan bencana kabut asap itu dilakukan dengan intensif. Para pelakunya ditangkap dan diadili, kendati kemudian beberapa di antaranya divonis bebas oleh pengadilan.


Penderitaan dan kerugian akibat musibah asap tersebut, tentulah tak dapat kita lupakan begitu saja. Kini, peristiwa itu terulang kembali, setelah lebih pula lima tahun berhasil dicegah.


Tidak tertutup kemungkinan, pembakaran hutan guna membuka lahan perkebunan besar akan terjadi lagi. Musibah akibat ulah tangan manusia tersebut, nampaknya akan kembali berulang. Tanda-tanda akan terjadi musibah itu, kini sudah terlihat.


Kita berharap, musibah kebakaran lahan yang bermuara pada bencana kabut asap beberapa tahun lalu tak terjadi lagi. Tetapi, rasanya kita masih pesimis.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar