Kisah Inspiratif Mahyeldi Nan Akrab dengan Keterbatasan


DUMAI, kiprahkita.com - Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyedi Ansharullah bercerita banyak, khususnya terkait dengan kondisi dirinya beserta orang tua yang akrab dengan keterbatasan.


Cerita itu berubah menjadi kisah inspiratif. Para hadirin yang berkumpul di Pendopo Sri Bunga Tanjung Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (23/9), terlihat sangat antusias. Mereka adalah alumni SMP Negeri 1 Dumai, tempat di mana Mahyeldi pernah mengecap pendidikan


Mahyeldi mengutarakan hal itu, pada kegiatan pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMPN 1 Dumai Masa Bakti 2023—2028. Pengurus yang dilantik itu, di antaranya Ketua Umum Yulian Norwis. Mahyeldi sendiri adalah Dewan Pelindung.


Ketua Panitia Eko Wardoyo menjelaskan, penunjukan Mahyeldi sebagai Dewan Pelindung sekaligus diminta untuk melantik Pengurus IKA SMPN 1 Kota Dumai, berdasarkan kesepakatan bersama setelah mempertimbangkan banyak hal.


Alumni menilai, jelasnya, Mahyeldi bisa menjadi sosok inspiratif bagi siswa dan siswi di SMPN 1 Dumai, meskipun penuh dengan keterbatasan. Tapi semua itu, tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap tumbuh dan berhasil.


"Kisah perjuangan hidupnya ini, kita harapkan bisa menjadi inspirasi bagi para siswa dan siswi yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di SMPN 1 Dumai," ungkapnya.


Ketua Umum Yulian, pada kesempatan itu, mengajak para alumni untuk terus meningkatkan perhatian dan kontribusinya, baik bagi sekolah almamaternya, maupun bagi pembangunan Kota Dumai secara umum.


“Harapan kami, melalui wadah ini kekompakan dan silaturahmi kita menjadi semakin erat, sehingga dapat semakin bermanfaat baik untuk sekolah maupun bagi Kota Dumai,” katanya, sebagaimana dirilis Dinas Kominfo Sumbar pada akun @Humas.Sumbar.


CERITA MAHYELDI

Pada agenda yang juga dihadiri Walikota Dumai Paisal itu, Mahyeldi sempat mengenang masa lalunya, sewaktu berstatus sebagai siswa di SMPN itu.


Dulu, katanya, dia sangat akrab dengan keterbatasan, sebab saat itu ayahnya bekerja sebagai seorang tukang becak di salah satu pasar Kota Dumai. Tapi lingkungan begitu peduli dengannya, sehingga secara mental ia tidak pernah rapuh dan menyerah.


"Dulu, saya tidak pernah membayangkan, saya akan jadi gubernur. Karena dulu orang tua saya di sini adalah tukang becak, kami penuh dengan keterbatasan. Tapi berkat bimbingan dan kepedulian banyak pihak, saya menjadi anak yang penuh semangat dan pantang menyerah, sekarang anak tukang becak itu bisa jadi gubernur," ungkapnya.


kita tentu ingin, imbuhnya, dari SMPN 1 Kota Dumai ini akan kembali lahir Mahyeldi-Mahyeldi baru, presiden Indonesia masa depan, walikota dan bupati masa depan. Hal itu, menurutnya, bisa saja terjadi, asal kepedulian dan dukungan dari seluruh pihak dimaksimalkan.


Menurut Mahyeldi, alumni itu punya banyak kelebihan, mereka punya jaringan, punya pengalaman dan dari segi jumlah mereka relatif banyak, sehingga sangat berpotensi untuk dilibatkan dalam pengembangan sekolah. Karena harus diakui, pemerintah tentu memiliki keterbatasan anggaran dan kewenangan.


"Kolaborasi dan sinergitas antara pihak sekolah dan alumni itu mesti terbangun, sehingga alumni bisa menjadi kekuatan kedua setelah pemerintah bagi pihak sekolah, untuk menerobos keterbatasan kewenangan," kata Mahyeldi.


Walikota Paisal dalam sambutannya mengatakan, SMPN 1 Dumai yang biasa disebut sebagai SMPN 1 Pattimura itu akan terus dibangun dan dikembangkan, di antaranya dengan menambah bangunan untuk aula dan ruang kelas.


Dia berharap, segenap keluarga alumni dapat memberikan khidmat terbaiknya, dan bisa bersinergi dengan Pemerintah Kota Dumai bagi kemajuan di Dumai Kota Idaman, melalui program-program unggulan yang sangat bermanfaat bagi kemajuan daerah.(adpsb; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar