PADANG, kiprahkita.com - Konflik adalah resiko dari sebuah keputusan. Itu artinya, keputusan Partai NasDem di bawah kepemimpinan Surya Paloh, menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), lalu kemudian mendeklarasaikan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres), merupakan ijtihad politik penuh resiko.
"Keputusan NasDem menjalin kerjasama dengan PKB dan mendeklasikan Bacawapresnya Cak Imin pada 2 September 2023 lalu, merupakan suatu ijtihad politik yang penuh resiko terhadap KPP. Itu terbukti dengan keluarnya Partai Demokrat dari KPP. Kemudian PKS tak kunjung memberi dukungannya secara konkret terhadap Cak Imin sebagai bacawapres," ujar Dosen Universitas Andalas Najmuddin M. Rasul, Ph.D, Kamis (7/9).
Menurut saya, imbuhnya, keputusan politik berani Surya Paloh yang penuh resiko itu, jelas telah dipertimbangkan secara matang, akibat dari keputusan itu. Salah satu pertimbangan utamanya, kata Najmuddin, adalah bagaimana meraup suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Sebab selama ini, segmen pemilih anggota KPP berada pada level yang sama, yaitu menengah ke atas, dan itu sebagian besar berada di Jawa. Jumlahnya tidak signifikan. Dan keputusan berani itu menurut saya sudah tepat. Konflik adalah resiko dari sebuah keputusan," kata pakar Komunikasi Politik itu.
Putra Nagari Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar itu menjelaskan, deklarasi Cak Imin sebagai Bacawapres Anies Baswesan yang menghebohkan jagad politik Indonesia tersebut, juga berdampak pada poros politik nasional lainnya.
"Jadi, menurut saya deklarasi Bacapres dan Bacawapres KPP telah memberikan kontribusi positif pada demokrasi dan perpolitikan Indonesia," jelasnya. (mus)
0 Komentar