Meriahnya Pemilu di Pinggir Jalan


  • Oleh Musriadi Musanif
  • Ketua Forum Wartawan Kota Serambi Mekah


OPINI, kiprahkita.com - Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih anggota legislatif masih jauh. Lebih dari enam bulan lagi. Pemilu presiden dan pilkada masih setahun lagi. Tapi panasnya sudah minta ampun, terutama di pinggir jalan. Panas tapi meriah!


Disebut panas dan meriah di pinggir jalan, karena jalan-jalan utama kini sudah dipenuhi media kampanye luar ruangan. Ada yang memajang baliho ukuran besar. Ada yang kecil-kecil tapi dipasang sangat rapat.


Ada yang dibuatkan dudukannya. Tapi ada juga yang dipakukan di pohon-pohon sepanjang jalan. Para bakal calon itu, terutama untuk legislatif; DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan kota mulai 'bertarung terbuka' di pinggir-pinggir jalan. Maklum, namanya juga usaha.


Pinggiran jalan-jalan nasional, provinsi, dan kabupaten menjadi sasaran empuk tempat pemasangan baliho, spanduk, dan poster tersebut. Selain membuat suasana semarak, tentu ada juga tidak enaknya. Ada yang suka, ada pula yang keberatan.


Baliho-baliho yang bertebaran itu kebanyakan adalah milik tokoh pendatang baru. Tapi ada juga pemain lama, yang muncul kembali karena tidak terpilih lima tahun lalu.


Sayangnya, informasi yang dimuat baliho tersebut, belumlah cukup bagi seseorang, untuk memutuskan akan memilih atau tidak memilih, balon yang fotonya terpasang di baliho tersebut. Wajah penuh senyum dan sedikit kata-kata, masih bersifat informasi tanggung.


Di tataran akar rumput, kalangan rakyat badarai yang akan memberikan hak suara mereka nanti, soal siapa yang akan ditetapkan menjadi caleg, ini belum begitu jadi pembicaraan. Baru terasa di pinggir-pinggir jalan.


Panasnya kompetisi untuk merebut simpati dan mendapatkan suara pemilih, memang baru terasa di kiri kanan jalan raya, kendati beberapa tokoh sudah melakukan kunjungan-kunjungan pengenalan diri, mensponsori kegiatan masyarakat, dan membuat pernyataan-pernyataan pers.


Melakukan hal itu saja tentu belumlah cukup. Rakyat kini sudah cerdas. Mereka tidak lagi dengan mudah bisa ‘dikibuli’ dan ‘dibodohi’ dengan janji-janji muluk. Ada banyak pertimbangan cerdas, kini sudah digunakan rakyat, agar mereka tak salah dalam memilih wakilnya.


Pemilih yang sudah cerdas dan sadar akan tanggung jawab mereka itu, tercermin dari fakta, bahwa mereka tak lagi bisa diiming-imingi dengan politik uang, tidak lagi asal pilih, dengan cermat menyimak visi dan misi para balon, dan pemilih akan mencoblos calon wakil rakyat, yang rekam jejaknya relatif bersih dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.


Itu artinya, panas dingin Pemilu Legislatif 2024 melalui baliho di jalanan, belum tentu akan banyak menolong dalam mendongkrak perolehan suara.***

Posting Komentar

0 Komentar