![]() |
Wakil Bupati Richi Aprian.(prokopim td) |
PAGARUYUANG, kiprahkita.com - Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB Dinas PMDPPKB Tanah Datar Reri Warman melaporkan, stunting bisa dipicu dari berbagai permasalahan, tidak semata kekurangan gizi saja, melainkan juga dari rendahnya akses pelayanan kesehatan, rendahnya kualitas air bersih dan sanitasi, pola asuh anak yang tidak sesuai, dan lingkungan.
Angka prevalensi stunting Tanah Datar, jelasnya, saat ini 18,9 persen data awal 2023 turun dari tahun sebelumnya 21,5 persen. Target ini, kata Reri, juga harus dikebut pada tahun 2024 menjadi 14 persen, sesuai amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Penurunan Stunting.
Sementara itu, Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian menyebut, tidak semua anak yang mengalami perlambatan pertumbuhan adalah penderita stunting. Kadangkala, karena faktor genetika.
Demikian dikatakan Richi selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tanah Datar Richi Aprian, Selasa (5/9), saat memberi arahan pada Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kasus Stunting Tanah Datar, di Aula Eksekutif Kantor Bupati; Jl. Sutan Alam Bagagarsyah, Pagaruyung.
“Setelah kita pantau di beberapa titik, ini perlu kita tingkatkan koordinasi. Dari data di lapangan menunjukkan tidak semuanya stunting, mungkin adakalanya genetika, tapi karena faktor penimbangan, bisa jadi masuk data stunting,” katanya.
Untuk itu, Richi meminta camat mencarikan strategi, agar dana nagari bisa lebih terarah pada upaya penurunan stunting ini, dan melakukan proses pendataan yang lebih tepat.
Selain itu, program orang tua asuh stunting, menurut wabup, perlu ditata lagi sehingga tidak terpusat pada satu titik saja, tetapi dapat menyebar ke seluruh nagari, sehingga pendistribusiannya lebih mudah dan terarah.
“Program ini tidak hanya untuk masyarakat yang di kampung saja, tetapi kita juga harus bisa memanfaatkan potensi perantau yang cukup besar,” tegasnya.(prokopimtd; ed. mus)
0 Komentar