Baca juga Festival Pesona Pongek Simawang Kembali Dihelat
SIMAWANG, kiprahkita.com - Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu-Ahad (24-25/11/2023) ini menggelar Festival Pesona Pongek Simawang. Ini merupakan tahun kedua pelaksanaan Satu Nagari Satu Event di perkampungan pinggir Danau Singkarak.
Pongek? Selidik punya selidik, ternyata nama pongek yang dilekatkan pada festival adalah merupakan satu dari ratusan ragam kuliner di Ranah Minang. Biasanya, pongek yang paling nikmat itu terbuat dari menu utama ikan air tawar.
Di Kabupaten Tanah Datar, primadona pongek itu ada di Nagari Simawang dan Nagari Sumpu di ujung selatan. Penyebutan nama pongek sebenarnya tidaklah baku. Terkadang disebut pongek ombilin, pada lain kesempatan dinamakan pongek simawang. Ada pula pangek sumpu.
Semuanya tak lepas dari nama daerah yang memproduksinya, yang pada umumnya berada selingkaran Danau Singkarak, khususnya dalam wilayah Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Batipuah Selatan.
Di Nagari Simawang, Ombilin adalah nama sebuah kejorongan yang ada di nagari tersebut, pongek yang amat populer adalah pongek ikan sasau yang dikombinasi dengan ikan bilih yang gurih.
“Cita rasanya khas. Setiap mampir di Danau Singkarak, saya selalu menjadikan pongek sebagai menu utama,” ujar Robin (57), seorang warga yang sedang menikmati kuliner siangnya di sebuah rumah makan pinggiran Danau Singkarak.
Adalah benar, pongek simawang merupakan andalan yang patut untuk dilestarikan dan terus dipromosikan. Selain karena cita rasanya yang aduhai, pongek juga menjadi mata pencaharian banyak warga di Simawang dan Sumpu.
Pongek itu terbuat dari ikan, kaya akan bumbu dan rempah. Ada cabai merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar, asam kandis, dan berbagai bumbu lokal lain. Kendati sejumlah rumah makan di sepanjang Danau Singkarak masih menyediakan pongek itu, namun sudah mulai jarang ditemukan di meja makan keluarga.
Keberadaannya tergerus zaman dan makanan cepat saji. Padahal, selain nikmat, makanan tradisional semisal pongek simawang iu, juga sehat. Masyarakat Simawang tentu saja bangga.
Sejarah keberadaan pongek itu mungkin sejalan dengan lagu berjudul Pangek Sumpu. Tapi yang menjualnya kebanyakan adalah orang Simawang, terutama di Jorong Ombilin. Pemasarannya sampai ke Dumai, Pekanbaru, Jambi, dan Jakarta. Untuk dikirim jauh, pongek tidak diberi pengawet kimia, tetapi cukup dengan melebihkan garamnya saja.
Untuk memperkaya rasa, terangnya, bumbu dilengkapi dengan asam camin-camin atau ceremai, tidak memakai jeruk nipis.
Nah, mumpung sedang ada festival, ayo berburu ke pinggiran Danau Singkarak di sepanjang Nagari Simawang.(MUSRIADI MUSANIF, sumber: potretkita.id)
0 Komentar