esdm.go.id |
PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Masyarakat di seputaran Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat, dikejutkan oleh erupsi yang terjadi pada Ahad (3.12) pukul 14.54 WIB. Erupsinya mencapai empat menit 41 detik.
Kendati 'memberi kejutan', namun statusnya belum ditingkatkan oleh instansi yang berwenang. Masih masih tetap berada pada Level II atau waspada. Status ini sudah berlangsung sejak 3 Agustus 2011. Sesungguhnya, denan status easpada, kawah gunung api tidak boleh didekati pada radius satu hingga tiga kilometer.
Siaran Pers Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), diakses pada Senin (4/12) pagi menyebutkan, gunung ini berada pada wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, dan secara visual dan instrumental selalu diamati dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Bukittinggi.
Menurut PVMBG, erupsi yang terjadi pada Ahad siang itu, tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan. Tercatat Gempa Vulkanik-Dalam (VA) hanya terekam 3 kali antara 16 November 2023–2 Desember 2023.
Peralatan deformasi (Tiltmeter) yang berada di stasiun puncak, menunjukkan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial. "Hal ini menunjukkan proses erupsi berlangsung cepat, dan pusat tekanan hanya berada pada kedalaman dangkal atau di sekitar puncak," jelasnya.
Menurut laporan itu, aktivitas vulkanik Marapi pada awal tahun 2023 didominasi oleh terjadinya erupsi eksplosif, yang berlangsung sejak 7 Januari-20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75–1000 meter dari puncak. Selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh Gempa Tektonik Lokal dan Tektonik Jauh.
Laman resmi vsi.esdm.go.id menjelaskan, tinggi kolom erupsi Ahad (3/12) dari pukul 14.54 hingga 18.00 WIB, terjadi erupsi eksplosif dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3000 meter di atas puncak, yaitu 5891 meter di atas permukaan laut (MDPL)). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di Seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
"Erupsi tanggal 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB disertai dengan adanya aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur 3 km. Kejadian ini tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan," jelas keterangan pers Badan Geologi itu.
Tercatat Gempa Vulkanik-Dalam (VA) hanya terekam 3 kali antara 16 November 2023–2 Desember 2023. Peralatan deformasi (Tiltmeter) yang berada di stasiun puncak menunjukkan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial.
Berikut adalah enam poin rekomendasi PVMBG yang perlu jadi perhatian semua pihak:
1. Masyarakat di sekitar Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan/mendekati Marapi pada radius 3 km dari kawah/puncak.
2. Masyarakat yang ada di sekitar Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu-isu tentang letusan gunung. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
3. Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Barat, BPBD Kabupaten Agam, dan BPBD Kabupaten Tanah Datar dalam memberikan informasi tentang aktivitas Marapi.
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau melalui Pos Pengamatan Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas Marapi.
6. Masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Marapi melalui aplikasi/website Magma Indonesia.(esdm.go.id; ed. mus)
0 Komentar