Mengenal Gempa-gempa Gunung Marapi


PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Gunung api yang sedang aktif, pada umumnya mengalami berbagai jenis kegempaan, termasuk Gunung Marapi yang kini  berstatus Level III atau Siaga.


Setidaknya ada lima jenis gempa yang sering dicatat, yaitu gempa hembusan, gempa hybrid atau fase banyak, gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, dan gempa tremor.


Laman Magma Indonesia menjelaskan, gempa hembusan adalah sinyal yang lebih impulsif, dan terkait dengan proses pelepasan gas (degassing).


Merujuk pada beberapa defenisi yang pernah dibuat, diketahui gempa hembusan adalah getaran yang setelahnya disusul dengan pelepasan, bisa berupa uap air maupun gas vulkanik  (emmision). Penyebab keluarnya gas, bisa karena tekanan magma atau kontak antara material panas dengan fluida cair.


Gempa hybrid atau fase banyak berkaitan langsung dengan pertumbuhan kubah lava. Ini terjadi akibat penumpukan lava karena adanya aktivitas internal. Istilah gempa hybrid juga digunakan untuk menyebut kombinasi gempa dalam dan gempa dangkal.


Sementara itu, yang dimaksud dengan gempa vulkanik, baik dangkal maupun dalam, adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut, mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba‐tiba, sehingga menimbulkan getaran tanah. 

Selanjutnya, menurut laman voi.id, gempa tremor adalah getaran yang kekuatannya relatif kecil, namun terjadi secara sering atau berulang. Keberadaan gempa tremor bisa diartikan sebagai sebuah pertanda, adanya aktivitas vulkanik di sebuah gunung api.


Laman santridanalam.com menjelaskan pula, tremor umumnya terjadi karena vibrasi dari bergeraknya fluida di gunung api. Durasi terkadang lama, dari satu menit hingga bisa melebihi satu jam.


MARAPI


Nah bagaimana dengan Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat itu?


Mengutip informasi yang dirilis laman magma.esdm.go.id, Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi Teguh Purnomo merilis, sejak pukul 00.00-06.00 WIB, Jumat (26/1), lima jenis gempa itu terjadi.


Untuk gempa hembusan tercatat lima kali dengan lama gempa 25-39 detik, dua kali gempa hybrid/fase banyak dengan lama gempa 15-20 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan lama gempa 9.5-13 detik.


Kemudian, dua kali gempa vulkanik dalam dengan lama gempa 9-17 detik, dan satu satu kali gempa tremor menerus.


Sejak mengalami erupsi besar pada Ahad, 3 Desember 2023 sore dengan menelan korban meninggal 24 orang, Gunung Marapi tercatat 28 kali erupsi. Statusnya ditingkatkan dari Level II ke Level III pada Selasa,  9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB.


Dengan status Level III itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.


Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama di saat musim hujan.(*/mus)

Posting Komentar

0 Komentar