PEKANBARU, kiprahkita.com - Puluhan ribu orang Riau sepanjang tahun berobat ke Malaka, Malaysia. Daerah itu, kini membutuhkan sedikitnya tiga ribu dokter.
![]() |
umri.ac.id |
Menyahuti kebutuhan itu, Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) segera akan mendirikan Fakultas Kedokteran. Rencananya akan ada Program Studi Kedokteran S.1 dan Prodi Studi Pendidikan Profesi Dokter.
Menindaklanjuti rencana itu, Rabu (28/2), Tim Visitasi dalam rangka evaluasi lapangan usulan mendirikan Fakultas Kedokteran itu, berkunjung dan diterima di Ruang Auditorium Kampus Utama Gedung Rektorat UMRI, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
Tim dipimpin oleh Direktur Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Indonesia Dr. Soetrisno Sumardjo.
Hadir juga Direktur Kelembagaan Dirjen Diktiristek Dr. Lukman ST MHum, Prof. Dr. Mariatul Fadilah, MARS, Ph.D, Sp.KKLP (KKI), Dr. Dr. Maftuchah Rochmanti, M.Kes (AIPKI), Dr. Ina Rosalina dr., Sp.A. (K)., M.Kes, M.H.Kes (ARSPI), Prof. Dr. Dr. Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked (IDI), Dr. Liliana Sugiharto, MS., PA (K) (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya), dan Adek Irma (LLDIKTI Wilayah X).
Rektor UMRI, Dr Saidul Amin MA, menjelaskan tentang kesiapan UMRI dalam mendirikan Fakultas Kedokteran, mengingat Provinsi Riau masih membutuhkan tiga ribu dokter lagi.
"Kita sangat memerlukan pelayanan di bidang kesehatan, maka UMRI memberanikan diri untuk mendirikan Fakultas Kedokteran," katanya, sebagaimana diberitakan laman resmi UMRI pada umri.ac.id.
Dari sisi lain, ujarnya, kondisi geografis Riau membuat pihaknyaharus lebih kuat lagi, karena berbatasan dengan Malaysia, Singapura, dan kawasan Asia Tenggara lainnya, di mana dari segi kedokteran dan pelayanan kesehatan dinyatakan lebih baik.
Dengan hadirnya dokter-dokter baru, imbuhnya, Provinsi Riau akan dapat bersaing dengan perkembangan di Indonesia.
"Menurut laporan di beberapa media, tahun ini ada lebih kurang 65.000 orang Riau yang berobat ke Malaka. Jika setiap orang itu dikenakan biaya Rp10 juta, maka Rp10 juta kali 65.000 orang, sudah sekian triliun rupiah uang yang seharusnya ada di Indonesia, kita sebarkan di negara tetangga," ujarnya.
Untuk itu, standar pelayanan kesehatan dan juga pendidikan kedokteran di Riau harus berpacu seiring dan sejalan dengan perkembangan di negara kita.
Prof. Dr. Budu Ph.D SpM (K) M Med Ed, dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, menyatakan bahwa saat ini semakin banyak Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), yang mempersiapkan diri untuk mengajukan diri guna mendapatkan kesempatan berbakti, kepada nusa dan bangsa dalam bidang pendidikan.
"Ikhtiar membuka Fakultas Kedokteran merupakan langkah besar bagi PTMA. Ada empat standar yang harus dipenuhi untuk mendorong PTMA membuka fakultas kedokteran," jelasnya.
Pertama, mengikuti standar pembukaan kedokteran. Kedua, mengklasifikasikan PTMA dalam beberapa klasifikasi berdasarkan kekuatan dan kemampuan.
Ketiga, melihat kebutuhan di berbagai lokasi di negara kita ini. Keempat, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam persiapan pembukaan Fakultas Kedokteran.(*/mus)
0 Komentar