PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang terus mewujudkan komitmen pendidikan berkemajuan, untuk mendukung perkembangan kreativitas santri, khususnya dalam bidang seni budaya, teknologi, dan informasi.
Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan menyediakan 55 jenis pilihan ekstrakurikuler. Buahnya adalah lahirnya sinema dalam bentuk film pendek berjudul Nestapa, yang dproduksi melalui Kauman Entertainment.
Film itu dirilis, Sabtu (23/3), di Aula Buya AR Sutan Mansur Kampus Pesantren Kauman, Padang Panjang, disaksikan pimpinan Badan Pembina Pesantren Kauman, Mudir Dr. Derliana, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pabasko Musriadi Musanif, dan kepala Kantor Kementerian Agama yang diwakili H. Syaiful Arifin.
Turut menyaksikan juga para kepala sekolah SMP se-Kota Padang Panjang, wakil-wakil mudir, majlis guru, dan ratusan santri.
Derliana dalam sambutannya menyatakan, kegiatan itu dilakukan untuk mendorong nilai-nilai positif, dalam bentuk gotong royong dan solidaritas, melalui cerita keteladanan dalam sebuah film pendek.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya pesantren dalam mendorong para santri yang memiliki minat terhadap sinematografi, agar dapat mengeluarkan potensi terbaiknya, apalagi film yang mereka tonton adalah hasil karya santri Kauman sendiri.
"Ini film karya santri kita sendiri. Kita berharap kegiatan ini dapat mendukung lahirnya talenta muda perfilman Indonesia yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial di sekitarnya," ungkapnya.
Derliana juga menegaskan, perkembangan teknologi terbukti bisa membuat siapa saja menekuni berbagai bidang, tidak terkecuali produksi maupun distribusi film.
![]() |
Dr. Derliana, M.A |
"Film terbukti mampu membentuk karakter remaja dewasa ini. Lewat film, remaja bahkan sampai meniru apa yang ia lihat. Kita berharap bisa menjadi partner teknologi dari para sineas muda, dan mewujudkan karya mereka. Semoga ini menjadi ladang dakwah bagi kita," tambahnya.
Dalam sambutannya, Musriadi mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pesantren Kauman, dalam upaya melahirkan generasi cerdas berkemajuan. Baginya, kegiatan ini merupakan langkah awal untuk terus berproses, agar kelak Kauman menjadi production house film-film terbaik.
"Ini baru langkah awal. Ke depannya semoga Kauman Entertaiment bisa jadi production house, dan mampu me-remake film Buya Hamka agar lebih sempurna lagi. Harapan kita adalah ke depannya banyak film-film yang dihasilkan," ujarnya.
Mengangkat tema keluarga, bedah film yang berjudul Nestapa ini menghadirkan salah seorang Film Editor dan Sound Editor Film-film Bioskop Indonesia, Maksalmina, S.Sn, sebagai pembedah.
Dalam ulasannya, Maksalmina mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi santri yang akan menekuni dunia perfilman. "Acaranya sangat bagus untuk sebuah pagelaran gala premiere untuk tingkat sekolah, semoga di masa yang akan datang bisa menjadi acuan untuk sekolah-sekolah yang lain, untuk bisa membuat acara yang sebagus ini," ungkapnya.
Film pendek produksi Kauman Entertainment ini, ujarnya, menampilkan jati diri remaja dewasa ini. Alurnya yang mengalir serta pesan moral yang disisipi dalam setiap ceritanya, membuat penonton merasa memiliki jalan cerita yang sama.
"Sebuah film yang sangat baik untuk tingkat pelajar, berangkat dari cerita keseharian dan sangat sering kita temukan di kehidupan sehari-hari, film ini memberikan gambaran yang sanggat bagus, dan memberikan pesan yang mendalam untuk para orang tua," jelasnya.
Maksalmina juga mengapresiasi film garapan santri ini sebagai bentuk dari hasil proses kreatifitas santri. Baginya film berdurasi tiga puluh menitan ini sudah bagus dari segi tata cerita, gambar, musik serta pernan tokoh yang terlibat di dalamnya.
"Untuk ukuran Film pendek ini sudah luar biasa, apalagi dari naskah sampai publikasinya dikerjakan oleh santri. Tidak banyak santri yang mampu dalam memproduksi sebuah film, apalagi dilakukan di sela-sela kesibukan sebagai santri," ujarnya.
Maksalmina juga mengulas beberapa bagian yang masih perlu ditingkatkan oleh crew Kauman Entertainment. Baginya ini merupakan hal dasar yang sering ditemukan dalam proses pembuatan film.
"Secara kualitas sudah sangat baik, namun masih ada beberapa PR yang harus kita benahi bersama, demi menciptakan sebuah film yang bagus secara keseluruhan. Hal ini tentu menjadi daya tarik bagi santri untuk menjadi sineas muda nantinya," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, saat ini hal yang perlu dikuatkan adalah perbanyak menonton dan mencari referensi film yang bagus, sebagai acuan dalam memprodukai film. Kegiatan yang dihadiri oleh 800-an orang ini ditutup dengan berbuka puasa bersama dan shalat berjamaah.(rel/JE)
0 Komentar