Indonesia Optimis di Tengah Prediksi Suramnya Ekonomi Global

JAKARTA, kiprahkita.com - Meskipun International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), meramalkan suasana suram bagi perekonomian global, Indonesia tetap menjaga optimisme terhadap pertumbuhan ekonominya. 

kemenkeu.go.id

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan keyakinannya, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh positif, meskipun tantangan global yang dihadapi.


Prediksi IMF dan World Bank menunjukkan adanya perlambatan ekonomi pascapandemi Covid-19, yang akan berlanjut sepanjang 2024. 


Negara-negara G-7 seperti Jepang dan Inggris, bahkan telah resmi masuk ke dalam resesi ekonomi. Jepang melaporkan kontraksi PDB sebesar 0,4 persen pada kuartal empat 2023, sementara Inggris juga mengalami kontraksi pada kuartal yang sama sebesar 0,3 persen.


Di samping itu, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat hanya sebesar 1,6 persen pada 2024, turun dari pertumbuhan 2 persen pada tahun sebelumnya. 


Demikian pula, pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga diperkirakan melambat menjadi 4,5 persen  2024, dari 5 persen pada tahun sebelumnya.


Namun, Indonesia tetap optimis menghadapi tantangan ini. Meskipun ketidakpastian ekonomi global menjadi perhatian utama, pemerintah Indonesia telah bersiap untuk mengantisipasi dampaknya. 


Sri menekankan pentingnya belajar dari kondisi ekonomi global yang tidak stabil, sebagai landasan untuk mengambil kebijakan yang tidak merugikan ekonomi nasional ke depan.


Dalam konteks ini, ujarnya, Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi ekonominya, menjaga stabilitas keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 


Dengan demikian, meskipun tantangan global terus berlanjut, Indonesia yakin akan tetap mampu menghadapi dan melewati masa sulit ini dengan baik.


KONSUMSI RUMAH TANGGA

Sri menekankan, konsumsi rumah tangga dan sektor manufaktur, menjadi kontributor penting dalam mendukung kestabilan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 


Menurutnya, konsumsi rumah tangga masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dari sisi pengeluaran, sementara sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,64 persen dari sisi produksi.


"Konsumsi rumah tangga masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dan ini kontribusinya 53 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB)," katanya, diberitakan laman resmi indonesia.go.id. 


PMTB atau investasi dalam hal ini, katanya, tumbuh 4,4 persen, kontribusinya terhadap PDB adalah 29,3 persen. Konsumsi pemerintah juga memberikan kontribusi positif 2,95 persen.


Keberhasilan dalam menjaga aktivitas konsumsi yang tetap kuat ini, dipengaruhi oleh inflasi yang terkendali, serta peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai penyangga, atau "shock absorber" dalam menjaga daya beli masyarakat.


Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah, diharapkan Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi, serta melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada tantangan-tantangan ekonomi global.(indonesia.go.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar