Asap Kawah Marapi Sudah Mulai Tipis


BUKITTINGGI, kiprahkita.com - Asap yang keluar dari kawah Gunung Marapi, dalam 18 jam terakhir terlihat sudah mulai tipis. Kegempaannya pun tercatat sudah sangat jarang.

"Mudah-mudahan aktivitas Marapi terus menurun, sehingga statusnya nanti bisa segera turun pula dari Level III ke Level II," ujar Edi, 56, seorang warga yang tinggal dalam radius 9 kilometer dari kawah utama.

Dari pukul 12.00-18.00 WIB Rabu (17/4) ini, menurut laporan Magma Indonesia yang dirilis Teguh Purnomo, dari Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi, dalam rentang enam ham itu, teramati asap kawah utama, berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi sekitar 300 meter dari puncak. 

Hanya tercatat tiga kali kegempaan, masing-masing terjadi satu kali gempa tektonik lokal, tektonik jauh, dan tremor menerus.

Sedangkan pada pukul 06.00-12.00 WIB, gunung api yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal, dengan ketinggian 250-300 meter dari puncak.

"Ada dua kali gempa yang tercatat, yakni satu kali tektonik jauh, dan satu kali tremor menerus," ujarnya.

Untuk periode amatan pukul 00.00-06.00 WIB, dilaporkan Ahmad Rifandi pada laman Magma Indonesia, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, tinggi sekitar 250 meter dari puncak.

Sementara kegempaannya tercatat empat kali gempa hembusan, dua kali tektonik lokal, satu kali tektonik jauh, dan satu kali tremor menerus.

Kendati terkesan sudah sangat landai, namun karena masih berstatus Level III, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), tetap memberlakukan enam rekomenasi yang suah ditetapkan sejak 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB, meliputi :

1. Penghindaran Wilayah Radius Erupsi

Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan para pendaki, pengunjung, serta wisatawan diminta untuk tidak memasuki dan melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi, terutama di sekitar Kawah Verbeek.

2. Kewaspadaan Terhadap Bahaya Lahar

Warga yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi, diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan.

3. Penggunaan Masker dan Perlengkapan Pelindung

Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA). Selain itu, perlengkapan lain seperti kacamata dan penutup kulit juga disarankan. 

Masyarakat juga diminta untuk mengamankan sumber air bersih, dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik, agar tidak terjadi kerusakan.

4. Tidak Menyebar Hoax dan Mengikuti Arahan Pemerintah

Semua pihak diharapkan untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat dengan tidak menyebarkan informasi palsu (hoax). serta tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah terkait penanganan Gunung Marapi.

5. Koordinasi dengan PVMBG

Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam diminta untuk senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung. atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jalan Prof. Hazairin No. 168 Bukittinggi, untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.

6. Mengakses Informasi Melalui Aplikasi dan Media Sosial

Masyarakat, instansi pemerintah, serta instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi terkait Gunung Marapi, melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia, serta melalui media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram).

Dengan patuh dan waspada terhadap himbauan dan arahan yang diberikan, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Marapi yang meningkat.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar