Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto: Semangat Kesetaraan dan Pendidikan di Tanah Papua Sebagai Khatib di Masjid Taqwa Kampung Pancasila Walesi

Menebar Semangat Kesetaraan dan Pendidikan di Tanah Papua: Pesan Khatib Muhammadiyah di Kampung Pancasila Walesi

KABUPATEN JAYAWIJAYA, kiprahkita.com Kunjungan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto, ke Kampung Pancasila Walesi, Kabupaten Jayawijaya, menjadi momentum berharga dalam meneguhkan semangat kebersamaan dan kesetaraan di Tanah Papua. Dalam khutbah Jumat (7/11) di Masjid Al Aqsho Walesi, Agung menekankan bahwa semua suku memiliki kesempatan yang sama untuk maju, dan kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh asal usul, melainkan oleh ketakwaannya kepada Allah SWT.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto

Dalam suasana penuh kehangatan, Agung menyampaikan rasa syukurnya atas sambutan masyarakat Walesi yang dikenal ramah dan penuh kasih. Ia mengaku takjub akan keindahan alam Jayawijaya dan keharmonisan antarwarga yang hidup berdampingan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

“Tempat ini penuh kasih sayang, penuh ramah tamah yang saya rasakan sangat luar biasa,” ujarnya dengan penuh haru.

Lebih jauh, Agung mengajak komunitas muslim di Walesi untuk menjadi perekat kemajemukan dan penggerak kemajuan peradaban. Menurutnya, Islam hadir bukan hanya untuk umat Islam, tetapi sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Spirit pertama Islam—perintah untuk membaca (iqra’)—adalah landasan membangun masyarakat berpengetahuan dan berperadaban.

“Muslim di sini harus bisa menciptakan rahmat untuk semua. Islam harus memberi rahmat, membawa manusia yang sejahtera,” pesan Agung.

Dalam kesempatan tersebut, Agung juga menekankan pentingnya pendidikan tinggi bagi generasi muda Papua. Ia mengingatkan bahwa untuk mengejar peradaban maju, masyarakat harus berani belajar dan terus menuntut ilmu. Sebagai wujud nyata komitmen Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan di Papua, Agung menawarkan beasiswa bagi anak-anak dari Walesi yang ingin melanjutkan studi di lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik di Papua maupun di Pulau Jawa.

“Kami siap menampung dan membantu, kalaupun ada satu dua orang yang bisa kami berikan beasiswa,” ungkapnya.

Agung menutup pesannya dengan harapan agar ilmu pengetahuan menjadi jalan membangun kesejahteraan dan kedamaian. Menurutnya, akar dari konflik sosial sering kali bukan karena perbedaan keyakinan, melainkan karena kesenjangan sosial dan ekonomi. Dengan ilmu dan ketakwaan, masyarakat dapat tumbuh menjadi komunitas yang adil, makmur, dan saling menghormati.

Kunjungan ini bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi juga menjadi simbol nyata dari dakwah berkemajuan—dakwah yang mengedepankan cinta kasih, pendidikan, dan kesetaraan di tengah keberagaman Indonesia. (Muhammadiyah.org.id)*

Posting Komentar

0 Komentar