Badan Geologi Sebut Erupsi Gunung Marapi Pemicu Banjir Lahar

PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Badan Geologi menyebut, banjir lahar dingin yang melanda beberapa nagari di seputaran Gunung Marapi, dipicu oleh hujan lebat dimana sebelumnya sudah terjadi erupsi berulang kali.

Dalam keteragannya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menegaskan, erupsi berulang Gunung Marapi, yang terletak administratif di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat, menimbulkan serangkaian peristiwa bencana. 

Menrurutnya, engan ketinggian puncak mencapai 2.891 mdpl, aktivitas Gunung Marapi yang berstatus Level III (siaga) itu, dipantau secara cermat dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Marapi di Jl. Prof. Hazairin No. 168 Bukittinggi.

"Rangkaian erupsi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini, telah menghasilkan deposit material letusan berukuran abu, lapili, dan batu vulkanik di puncak dan lereng Gunung Marapi," ujarnya, sebagaimana dikutip dari laman vsi.esdm.go.id, yang diakses pada Sabtu (6/4) pagi.

Saat turun hujan, jelasnya, endapan material vulkanik tersebut tercampur dengan air sungai, membentuk lahar yang mengancam daerah di sekitarnya, khususnya mengikuti aliran sungai-sungai yang berhulu langsung di puncak Gunung Marapi.

Dikatakan, pada ari ini Jumat 5 April 2024, rekaman seismograf di Pos PGA. Marapi, Bukittinggi, mencatat getaran atau tremor sekitar pukul 14.00–15.30 WIB, yang disebabkan oleh hujan lebat di sekitar puncak Gunung Marapi. 

Akibatnya, terjadi banjir lahar di beberapa lokasi, antara lain di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Candung; Nagari Aia Angek Kecamatan Sepuluh Koto; Kecamatan Sungai Pua; dan beberapa sungai yang mengalir ke Kecamatan Batipuah.

Wafid menekankan, masyarakat diimbau untuk menjauhi bantaran sungai yang berhulu di bagian puncak gunung.

Dengan status level III, pihaknya merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi tidak memasuki wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi, harus waspada terhadap potensi bahaya lahar terutama saat musim hujan," sebutnya.

Rekomendasi lainnya: Saat terjadi hujan abu, masyarakat diminta menggunakan masker penutup hidung dan mulut, serta perlengkapan lain untuk melindungi diri; dan seluruh pihak diminta untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan informasi palsu, dan mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

Wafid juga menegaskan, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam diimbau untuk berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi.

Lalu, masyarakat dan pihak terkait dapat memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi melalui aplikasi Magma Indonesia, website resmi PVMBG, dan media sosial PVMBG.(rel/mus)

Posting Komentar

0 Komentar