BMKG Minta Deteksi Dini Dampak Abu Vulkanik

Citra Satelit Himawari milik BMKG terkait sebaran abu vulkanik. (ist)

JAKARTA, kiprahkita.com - Guswanto, deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyoroti dampak erupsi Gunung Api Ruang di Sulawesi Utara terhadap dunia penerbangan. 


Menurutnya, abu vulkanik (VA) yang terlempar ke udara, dapat menyebabkan kerusakan pada badan pesawat dan mengganggu fungsi baling-baling, pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan.


"Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan," ujarnya, dalam ketrangan yang disiarkan Biro Hukum dan Organisasi BMKG, diakses Sabtu (20/4) pagi.


Sejak letusan pertama, Meteorological Watch Office (MWO) Ujung Pandang di Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin, Makassar, setidaknya telah menerbitkan SIGMET VA sebanyak 18 kali. 


Selain itu, Aerodrome Warning VA juga dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi pada 18 April 2024 pukul 01.00 UTC (09.00 WITA).


SIGMET VA adalah salah satu jenis SIGMET yang khusus memberikan informasi tentang sebaran abu vulkanik. Data ini dikeluarkan oleh BMKG untuk memastikan keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.


Menurut Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan berdampak pada ruang udara penerbangan di sekitarnya. 


Daerah yang dapat terpengaruh antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.


Sementara itu, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang diterbitkan pada 17 April 2024 pukul 20.15 WITA, mencatat ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 Mdpl dengan status oranye. 


Hal ini menandakan peningkatan aktivitas gunung dengan kemungkinan letusan lebih lanjut dengan tinggi kolom di bawah 6.000 Mdpl.


Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Achadi Subarkah Raharjo mengungkapkan, sebaran debu vulkanik terdeteksi menuju arah Barat-Barat Laut dan Timur- serta Tenggara. 


Berdasarkan laporan, Bandar Udara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara, ditutup, dan dilaporkan adanya uji kertas (paper test) VA positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara.


Berdasarkan hasil uji kertas, pada 19 April 2024 masih terdeteksi abu vulkanik positif di Aerodome Bandara Sam Ratulangi meskipun tidak sepadat pada 18 April 2024. 


Dalam koordinasi dengan semua pemangku kepentingan penerbangan, diputuskan untuk memperpanjang penutupan bandara hingga hari ini.


"Kami akan terus memantau perkembangan sebaran abu vulkanik ke depan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BMKG," tambahnya.


Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Dhira Utama, menjelaskan bahwa BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning pada 06.30 WITA. Abu vulkanik teramati dengan jarak pandang mendatar 10KM, dan diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan kecenderungan melemah.


Maskapai penerbangan diminta untuk memperbarui informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala. Informasi ini penting sebagai panduan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah udara yang terdampak dari erupsi Gunung Ruang.


BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik Gunung Ruang melalui pemantauan citra satelit, pemodelan, dan pengamatan langsung di bandara. Informasi ini akan diperbarui secara berkala dan dapat diakses oleh pihak berwenang terkait.


"Kolaborasi lintas negara dan wilayah sangat penting untuk meningkatkan kesadaran situasional terhadap letusan gunung berapi dan dampaknya," pungkasnya.(rel)

Posting Komentar

0 Komentar