Ini Rupanya Penyebab Galodo di Pessel

dok mdmc sumbar

BANDUNG, kiprahkita.com - Banjir bandang melanda Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, beberapa waktu lalu, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan besar. Badan Geologi pun melakukan penelitian mendalam terkait penyebabnya.


Lokasi terparah dalam peristiwa bencana 7 Maret 2024 itu adalah Kampung Tanjung Nagari Duku Utara, Kecamatan Koto XI Tarusan; dan Kampung Langgai, Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera.


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam rilis hasil penelitiannya, Sabtu (6/4) menjelaskan, secara umum faktor penyebab terjadinya bencana itu adalah batuan yang terindikasi terkena deformasi struktur, dengan kondisi teralterasi (terubah), sehingga batuan menjadi tidak kompak, dan mudah lepas;


Penyebab lainnya: kemiringan lereng yang agak curam sampai curam dan beberapa tempat menunjukkan lereng kritis dengan batuan yang menggantung; Morfologi delta pada lereng bawah yang menunjukkan adanya pengumpulan material erosi batuan dari lereng atas; serta erosi sungai dan longsor kecil di sepanjang aliran sungai;


PVMBG menjelaskan, penyebab musibah itu ada juga karena sistem air permukaan atau drainase yang tidak tertata dengan baik;


Khusus di Langgai, peneliti juga menemukan indikasi adanya pembendungan air sungai yang kemungkinan dari adanya longsoran bahan rombakan yang menutup sungai; perubahan penggunaan lahan dan perubahan vegetasi pada lereng atas;


"Pemicunya adalah hujan intensitas kuat dengan durasi lama, sehingga semakin menjenuhkan tanah dan mengerosi sehingga tanah akan tidak stabil dan terus bergerak," sebut laporan penelitian itu.


Dari penelitian intgensif itu, PVMBG menyimpulkan:


1. Nagari Dukuh Utara dan Kampuang Langgai merupakan dataran kipas aluvial yang berada pada jalur bencana gerakan tanah;


2. Tipe gerakan tanah pada Nagari Duku Utara dan Kampuang Langgai adalah aliran bahan rombakan atau banjir bandang atau debris flow. Longsoran banyak terjadi pada tekuk lereng/jalur aliran air;


3. Banjir bandang di Nagari Duku Utara terjadi karena tingkat erosi yang tinggi pada lereng atas, sedangkan banjir bandang di Kampuang Langgai terjadi karena adanya pembendungan aliran air di lereng atas.


4. Banjir bandang dapat terjadi kembali, terutama pada daerah-daerah pada tekuk lereng dan daerah limpasan air (delta sungai);


5. Banjir bandang di kedua lokasi dikontrol oleh curah hujan yang tinggi, kondisi litologi, kondisi morfologi, struktur, perubahan lahan, dan tata guna lahan yang kurang tertata dengan baik;


6. Lokasi bencana dan sekitarnya masih berpotensi terjadi banjir bandang, jika terjadi curah hujan di atas rata-rata.(rel/*/mus)

Posting Komentar

0 Komentar