PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Kondisi jalan nasional di Kelok Lubuak Antu, Nagari Aie Angek, Kecamatan X Koto, kini jadi trending topic.
Bila terlambat ditangani, maka akses transportasi Padang-Padang Panjang-Bukittinggi dan sebaliknya akan putus total. Kiisah jalan di Kelok Lubuak Antu pun akan tamat.
Sejak beberapa waktu lalu, gorong-gorong di bawah jalan itu tersumbat, bersamaan dengan banjir lahar dingin yang menghantam kawasan sekeliling Gunung Marapi, termasuk jalan raya di nadi utama transportasi Sumbar itu.
Setelah sempat direndam banjir dan meninggalkan lumpur bekas abu vulkanik, kondisi jalan itu menjadi sangat memprihatinkan. Polisi dari jajaran Polres Padang Panjang bekerja keras mengatur arus kendaraan, yang kebetulan sangat padat akibat libur panjang Idul Fitri 1445 H.
Ekor antrian kendaraan akibat kondisi Kelok Lubuak Antu itu, dari arah Padang Panjang bisa mencapai batas kota, di Jorong Bintungan Panyalaian. Dari arah Bukittingi, ekornya bisa melewati Pasar Amur hingga Batagak.
"Kita menyesuaikan kondisi di lapangan, kadang buka tutup, tapi ketika air meluap lagi, maka jalan kita tutup dan menganjurkan pengguna jalan mencari jalan alternatif, sampai luapan air surut dan aman dilalui," ujar Kasatlantas Polres Padang Panjang Iptu Afrizal Sahar, suatu ketika.
Hujan belum juga berhenti. Terkadang lebatnya minta ampun. Air terus menggenangi badan jalan dan gorong-gorong di bawah Kelok Antu itu, menjadi sasaran hempasan air. Akhirnya....badan jalan pun terban, Sabtu (21/4). Kini, tinggal sebelah yang bisa dilalui.
Kebijakan buka tutup pun diterapkan. Untuk kendaraan ukuran besar dari arah Padang Panjang ke Bukittinggi atau sebaliknya, disarankan melewati Batusangkar. Untuk tujuan Padang dari Bukittinggi, dianjurkan melewati Malalak.
Inilah yang jadi trending topic. Kenapa pemerintah terkesan begitu lamban menanganinya. Ada dugaan saling menunggu. Kata orang provinsi, itu urusan Balai Wilayah Sungai, ada juga yang melempar bola ke pemerintah pusat. Pemkab Tanah Datar yang lokasi musibah itu berada di wilayahnya, juga mendapat sorotan.
Di grup pertemanan Forum Komunikasi Masyarakat Padang Panjang, pembahasan soal penanganan jalan yang menunggu detik-detik terban total itu jadi perbincangan hangat.
"Air itu tak bisa dilawan, kita biarkan, bisa jadi musuh. Genangan Lubuak Antu saatnya akan jebol, jebol tanpa terkendali, akan merusak fasilitas-fasilitas yang dilaluinya, dari Jembatan Sawah Sambilan sampai Aie Mancua, dan terus ke dataran aliran Batang Anai yang bermuara di dekat Bandara (BIM). Ayo, mari kita pikirkan. Menakutkan. Ini akan menjadi malapetaka bagi Sumbar," kata Mirzal Zaini, salah seorang tokoh masyarakat Padang Panjang Batipuh X Koto (Pabasko).
Mirzal menyebut, tak ada jalan lain, kendaraan harus distop total di Lubuak Antu, sumbatan tak bisa dibiarkan terus berlanjut.
Menurutnya, harus digali pelepasan air dengan memotong badan jalan. Setelah airnya lancar sampai ke dasar gorong-gorong dan tak ada lagi genangan, baru bisa dibuat jembatan darurat.
Setelah itu, tegasnya, jembatan permanen bisa direncanakan dan dibangun. Alihkan dulu trafik kendaraan melewati Malalak dan Batusangkar.
Heribles Roesli yang memoderatori diskusi digital itu, sempat meminta Anggota DPRD Sumbar yang juga merupakan warga Pabasko, Mesra angkat bicara. Heribles pun meminta, masalah ini disampaikan juga kepada Anggota DPR RI Andre Rosiade, sekaligus mengajak kedua anggota legislatif itu meninjau lokasi.
Menurutnya, masyarakat nampaknya sudah kecewa dan pesimis, tidak ada upaya yang bisa dilakukan, nampaknya baru setelah makan korban jiwa serta viral nasional, bisa mengharap pusat segera turun tangan.
"Kita di daerah dan provinsi hanya sekarang bisa planga-plongo, sembari menunggu kucuran dana dari pusat masuk, sampai kapan? Jangankan ngurus jembatan, ngurus selokan saja mereka kadang-kadang nggak becus," jelasnya.
Tokoh masyarakat Pabasko lainnya Zulkifli menyebut, kalau jalannya sudah terputus, bukan hanya kita yang memikirkan solusinya. tapi dari Kementerian PUPR akan segera menanggapinya dengan serius dan bergerak cepat.
Mesra pun akhirnya angkat bicara. "Semoga secepatnya disikapi oleh unsur unsur terkait. Insya Allah Bapak Bupati Tanah Datar juga cepat responsnya ke provinsi dan pusat," tulisnya di platform diskusi itu.
Dikatakan, nanti disikapi dulu jadwal dari Pemprov Sumbar. Mesra beralasn, ini kewenangan WBS dan Balai Besar Jalan oleh pusat.
Dalam pada itu, Kasatlantas Polres Padang Panjang pun mengeluarkan pengumuman:
Pada hari Sabtu tanggal 20 April 2024, situasi terkini di Jembatan Kelok Antu Batang Aie Kalek Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, telah terjadi penambahan longsoran badan jalan utama Padang Panjang-BukittinggiAkibat dari kejadian longsoran badan jalan utama itu, ujarnya, maka polisi memberlakukan ketentuan:
1. Arus lalulintas yang melewati lokasi longsoran di jembatan Kelok Antu hanya bisa dilewati satu jalur kendaraan saja
2. Terjadi perlambatan arus lalulintas di lokasi longsoran Jembatan Kelok Antu
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan oleh personel Polres Padang Panjang :
1. Telah didirikan pos pantau di lokasi Jembatan Kelok Antu guna untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait arus lalulintas.
2. Di lokasi longsoran Jembatan Kelok Antu diberlakukan sistem buka tutup
3. Telah ditugaskan empat orang personel Polres Padang Panjang setiap harinya di lokasi Jembatan Kelok Antu untuk melakukan pengamanan dan pengaturan harus lalulintas
4. menyiapkan jalur alternatif :
a. Padang panjang-Bukittinggi untuk mobil kecil melalui jalan Nagari Pandaisikek
b. kendaraan besar melalui Tanah Datar
c. Berkoordinasi dengan Kapolres Padang Pariaman dan Bukittinggi, untuk jalur Padang-Bukittinggi disarankan melalui Malalak
5. berkoordinasi dengan instansi terkait dan Pemda
6. Memberikan update situasi melalui medsos online dan offline kepada masyarakat secara masif
Sampai saat ini pihak dari BWS Provinsi Sumbar masih melakukan penyedotan genangan air yang tersumbat di jembatan Kelok Antu. Baru sampai di sini! (MUSRIADI MUSANIF, wartawan utama)
0 Komentar