![]() |
Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Tanah Datar Eka Putra.(ist) |
AGAM, kiprahkita.com - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Rudi Rinaldy menyatakan, hingga saat ini tidak terdapat korban jiwa, akibat banjir lahar dingin yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Menurutnya, risiko bencana dapat diminimalisir berkat adanya sinergi dari seluruh pihak, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mengeluarkan peta dan simulasi potensi dampak bencana erupsi Gunung Marapi, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang terus mengirimkan laporan prediksi cuaca untuk wilayah Sumatera Barat.
"Output kedua lembaga tersebut sangat membantu kita dalam menyiapkan langkah antisipasi. Jadi ketika prediksi itu benar, kita menjadi lebih siap, dan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, terutama keselamatan jiwa," ucapnya.
Selain itu, Rudi juga mengimbau kepada masyarakat, agar sementara tidak beraktivitas di radius 4,5 kilometer dari kawah Gunung Marapi, serta di bantaran sungai yang berhulu dari gunung tersebut.
Hal ini dikarenakan intensitas hujan di sekitar kawasan tersebut masih tinggi, dan aktivitas Gunung Marapi masih sangat fluktuatif, dengan staus Level III atau Siaga.
LANGKAH CEPAT
Sementara itu, Gubernur Buya H. Mahyeldi Ansharullah sudah menginstruksikan jajaran terkait, agar mengambil langkah cepat, dalam menangani dampak banjir lahar dingin yang melanda permukiman warga sekitar Gunung Marapi pada Jumat sore, 5 April 2024 itu.
Pada Sabtu (6/4), Gubernur mengumpulkan seluruh kepala dinas dalam rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait di Ruang Rapat Istana Gubernur. Bupati Tanah Datar dan Bupati Agam, sebagai kepala daerah yang wilayahnya terdampak, juga turut hadir secara daring.
Mahyeldi menyatakan, seluruh jajaran harus fokus terhadap langkah penanganan jangka pendek, terutama dalam memastikan keselamatan setiap warga, agar tidak ada korban jiwa jika sewaktu-waktu banjir kembali terjadi.
"Semua warga yang mesti dievakuasi, harus kita evakuasi. Sediakan pos pengungsian yang layak," tegas Gubernur, sebagaimana dirilis Biro Adpim Setdaprov Sumbar, diakses Ahad (7/4) pagi.
Terkait penyediaan kebutuhan konsumsi dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak, Gubernur memerintahkan agar itu dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
"Sudah saya instruksikan kepada Kadis Kesehatan dan Kadis Sosial untuk bergerak hari ini. Dapur umum dan posko kesehatan harus berdiri," ujar Mahyeldi.
Mahyeldi menyampaikan, pengerukan sedimen banjir lahar dingin yang menutup akses jalan telah dibersihkan oleh dinas terkait.
Selanjutnya, penanganan jangka menengah akan dilakukan dengan pemgerukan sedimen material erupsi yang masih ada di hulu sungai, bertujuan agar aliran sungai tidak meluber keluar saat intensitas hujan tinggi.
"Melalui Dinas BMCKTR, kita akan melakukan pengerukan badan sungai. Dari total 23 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, ada lima yang terdampak. Itulah nanti yang akan kita keruk," jelas Mahyeldi.
Sementara untuk rehabilitasi dan rekonstruksi atau penanganan jangka panjang, Mahyeldi menyatakan, pihaknya masih menunggu laporan dan hasil pendataan tuntas dari kabupaten kota terdampak. Data tersebut nantinya akan menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Dengan langkah-langkah cepat ini, diharapkan kerja sama antara pemerintah provinsi, kabupaten kota, dan seluruh pihak terkait, ujarnya, dapat mengurangi dampak buruk dari bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat terdampak.(adpsb; ed. mus)
0 Komentar