Gunung di PNG Runtuh, Ribuan Orang Tertimbun

rri.co.id dari foto reuters

PORT MORESBY, kiprahkita.com - Sebuah gunung di pedalaman Papua Nugini (PNG) runtuh. Akibatnya ribuan orang tertimbun tanah longsor. Pemerintah setempat meminta bantuan internasional.


Sedikitnya ada dua ribu orang yang tertimbun. Begitu laporan pemerintah tetangga terdekat Indonesia iyu kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Serhan Aktoprak, ketua Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Papua Nugini mengungkapkan, bencana itu terjadi Jumat (24/5/2024) di Provinsi Enga, wilayah terpencil di negara tersebut bernama Desa Kaokalam, lebih parah dari perkiraan sebelumnya.


Sedangkan sekitar 150 rumah warga setempat juga rubuh dan terkubur. Lokasi kejadian, secara geografis juga terbilang sulit untuk bisa dijangkau.


"Kami menghadapi tantangan besar dalam upaya evakuasi dan penyelamatan, namun kami terus bekerja sama dengan pihak berwenang setempat, untuk memberikan bantuan secepat mungkin," tambahnya, sebagaimana diberitkatakan sejumlah laman berita nasional dan internasional, dikutip Rabu (29/5).


Bencana tanah longsor ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Papua Nugini, dan menambah daftar panjang bencana alam yang melanda negara kepulauan tersebut. 


Hingga saat ini, tim penyelamat yang terdiri dari personel militer, sukarelawan, dan organisasi kemanusiaan terus berupaya mencari korban selamat serta mengevakuasi jenazah dari timbunan tanah.


PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan internasional, telah menyatakan siap memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan.


"Kami sangat prihatin dengan situasi ini, dan terus memantau perkembangan serta kebutuhan di lapangan. Bantuan internasional sangat penting untuk mengatasi krisis ini," kata Aktoprak.


Selain itu, upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban yang selamat juga terus dilakukan. Banyak dari mereka yang kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan medis. 


Pemerintah daerah bersama dengan lembaga internasional, sedang berkoordinasi untuk membangun posko-posko bantuan di sekitar lokasi bencana. Mereka juga bekerja untuk memperbaiki akses jalan yang rusak, agar bantuan dapat segera mencapai daerah terdampak.


Dengan situasi yang masih berkembang, tim evakuasi dan penyelamat diharapkan dapat terus menemukan dan mengevakuasi korban yang masih tertimbun. 


Pejabat PBB Niels Kraaier mengatakan, sulit menentukan angka pasti korban tewas karena akses menuju lokasi sulit.


"Ini bukan misi penyelamatan, ini misi pemulihan. Sangat kecil kemungkinan mereka akan selamat," ungkap Kraaier.


Kekhawatiran terhadap risiko infeksi dan penyakit juga meningkat di wilayah tersebut seiring dengan banyaknya jenazah yang terperangkap di bawah reruntuhan.


Tragedi ini menjadi pengingat bagi banyak pihak, akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam di wilayah yang rawan longsor seperti Papua Nugini.


Hingga saat ini, baru enam jenazah yang berhasil dievakuasi dari timbunan longsor. Tim penyelamat yang terdiri dari personel militer, sukarelawan, dan organisasi kemanusiaan terus berupaya mencari korban selamat serta mengevakuasi jenazah dari timbunan tanah.


Banyak juga korban selamat yang kehilangan tempat tinggal, dan memerlukan bantuan mendesak berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan medis. 


Pemerintah daerah bersama lembaga internasional, sedang berkoordinasi untuk membangun posko-posko bantuan di sekitar lokasi bencana dan memperbaiki akses jalan yang rusak agar bantuan dapat segera mencapai daerah terdampak.(*/mus)

Posting Komentar

0 Komentar