Ini Pemicu Letusan Marapi Siang Tadi Menurut Badan Geologi

widiea shancay

JAKARTA, kiprahkita.com - Gunung Marapi, Kamis (30/5) puku 13.04 WIB meletus. Ini adalah letusan dengan kolom abu tertinggi, sejak gunung api ini berstatus Level III atau Siaga yang ditetapkan pada 9 Januari 2024 pukul 18.00 WiB.


Kepala Badan Geolog Kementerian ESDM Muhammad Wafid, dalam keterangan persnya menyebut, erupsi kali ini memang erupsi signifikan di Kawah Verbeek. 


"Letusan ini menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 2000 meter di atas puncak, atau mencapai ketinggian 4891 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal terpantau condong ke arah barat laut," jelasnya dalam keterangan peres itu.


Dijelaskan, Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Marapi yang terletak di Jl. Prof. Hazairin No. 168, Bukittinggi, mencatat letusan ini dengan amplitudo maksimum 30,4 mm, dan durasi gempa selama 2 menit 2 detik. 


Suara dentuman dari erupsi, ujarnya, terdengar jelas hingga ke Pos PGA Marapi. Material letusan diperkirakan jatuh di sekitar puncak Gunung Marapi.


Menurutnya, erupsi ini diperkirakan dipicu oleh tekanan dan pasokan magma dari kedalaman. Grafik deformasi tiltmeter menunjukkan adanya inflasi (penggembungan) pada tubuh gunungapi. 


"Pada tanggal 26 Mei 2024, tercatat 40 kali gempa Tektonik Lokal (TL) dan 3 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), yang mengindikasikan adanya aktivitas di dalam perut gunung," imbuhnya.


Sejak 3 Desember 2023, rangkaian letusan Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, telah terjadi secara tidak kontinyu hingga sekarang. 


Aktivitas letusan ini menghasilkan endapan material vulkanik berupa abu, lapili, dan batu/bom vulkanik di daerah puncak dan lereng gunung. 


"Ketika material vulkanik ini bercampur dengan air hujan, dapat terbentuk lahar yang mengalir ke daerah dengan elevasi lebih rendah dan aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Masyarakat di sekitar wilayah tersebut diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar dan banjir lahar," jelasnya.


Berdasarkan evaluasi data pemantauan, secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun namun masih bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan kestabilan yang konsisten. 


Oleh karena itu, menurutnya, potensi erupsi atau letusan masih dapat terjadi. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang namun waspada, mengikuti arahan dari otoritas setempat, dan memperhatikan perkembangan informasi terbaru terkait aktivitas Gunung Marapi.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar