Refleksi Bencana


Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd. 

Sekretaris Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup & SDA 

Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pusat


OPINI, kiprahkita.com - Dalam bulan dan pekan ini, kita menyaksikan dan juga mengalami berbagai peristiwa bencana. Data BMK menyebutkan, banjir sebanyak 25 kejadian, tanah longsor 4 kejadian, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan. 


Di antara musibah yang lumayan besar, banjir bandang di Sumatera Barat, kurban meninggal dunia 58 orang, 32 masih dalam pencarian, 43 orang luka-luka, 4,491 orang mengungsi (data Detik.com).

 

Sekarang ada beberapa deretan gunung berapi yang tengah meletus, diantaranya: Gunung Dukono yang terletak di Halmahera, Gunung Ibu juga di Halmahera, Gunung Illi Lewotok di NTT, Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Marapi di Sumatera Barat, dan Gunung Lewotobi di Flores NTT.


Selain itu, sekarang kita tengah merasakan panas di atas 35-40 derajat celsius, malah bisa lebih tinggi lagi. Sehingga yang dahulu kita masih mengira, pemanasan global itu hanya sebatas wacana, sekarang sudah ada di depan mata, dan tengah kita rasakan dampaknya secara langsung. 


Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi dalam jangka waktu yang panjang. 


Fenomena ini terutama disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca seperti carbon dioxide (CO₂), methane (CH₄), dan nitrous oxide (N₂O), yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan berbagai proses industri.


Pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan gas alam untuk menghasilkan energi menghasilkan CO₂ Carbondioksida (carbon dioxide) dalam jumlah besar. 


Penebangan hutan (deforestation), mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO₂ dari atmosfer. Selain itu, pembakaran hutan untuk membuka lahan juga melepaskan CO₂. 


Berbagai proses industri dan kegiatan pertanian juga melepaskan gas rumah kaca. Pertanian, terutama peternakan, menghasilkan metana dalam jumlah besar. Transportasi, kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil juga berkontribusi signifikan terhadap emisi CO₂. 


Dampak pemanasan global; pertama, perubahan iklim (climate change), peningkatan suhu global mengubah pola cuaca, menyebabkan perubahan iklim ekstrem seperti badai yang lebih sering dan lebih kuat, serta periode kemarau yang lebih panjang. 


Kedua, peningkatan permukaan laut. Pemanasan global menyebabkan pencairan es di kutub dan gletser, serta permuaian air laut, yang menyebabkan kenaikan permukaan laut. Hal ini mengancam wilayah pesisir dan pulau-pulau rendah. 


Ketiga, gangguan ekosistem. Perubahan suhu dan pola cuaca mempengaruhi habitat hewan dan tumbuhan, mengancam keberlangsungan banyak spesies. Keempat, dampak pada kesehatan manusia. 


Peningkatan suhu dan perubahan pola cuaca dapat meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor, seperti malaria dan demam berdarah. Juga dapat meningkatkan frekuensi gelombang panas yang berbahaya bagi kesehatan.


Hal inilah yang disinyalir oleh Allah SWT dalam Firman-Nya:


ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar-Rum 41).


Allah hanya memberikan sebagian kecil dari dampak perbuatan destruktif manusia tersebut berupa hal-hal yang disebutkan di atas, gunanya adalah untuk manusia melakukan introspeksi, refleksi, evaluasi dan bermuhasabah terhadap berbagai kebijakan yang tengah dilakukan untuk mengkapitalisasi diri, perusahaan dan negara, mengeruk berbagai sumber daya alam untuk dijadikan penumpukan kekayaan, tanpa memperhatikan keberlanjutan (sustainable) terhadap alam, maka itu Allah memberikan dampak negatifnya terhadap kehidupan manusia. 


وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ


Artinya:

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (Qs. Asy-Syura:30)


Peristiwa alam banyak yang terjadi secara alamiah, natural, sebagai proses alam yang disunnahkan oleh Allah; seperti gunung berapi yang meletus, gerakan patahan bumi yang berdampak pada tsunami, tetapi dampak dari semua itu harus dihitung oleh manusia, dengan membuat standar pembangunan dan pemetaan rumah tinggal, pasar, jalan sebagai rencana pengembangan infrastruktur. 


Rumah tinggal dan pembuatan destinasi wisata di bantaran sungai tentu akan memiliki dampak dan resiko tinggi terhadap aliran arus sungai yang dapat membesar seketika, seperti yang terjadi pada aliran Batang Anai di Sumatera Barat. 


Maka peristiwa alam tidak bisa disalahkan, yang salah tetap manusia yang membuat kebijakan tersebut. 

Tetapi kebanyakan bencana disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan deforestrasi, pencemaran sungai, danau dan laut dengan berbagai aneka limbah. 


Deforestation, illegal logging, penebangan hutan, pembalakan liar menghilangkan berbagai fungsi hutan. Hutan mempunyai fungsi climatological, hutan dengan hijau daunnya dapat menangkap carbon dioxide dan menghasilkan oxygen proses ini menjaga keseimbangan cuaca, menyeimbangkan temperature bumi, sehingga membuat ketaraturan arah angin, memberikan manfaat kepada manusia dengan aneka musim buah-buahan, karena angin memindahkan serbuk sari kepada berbagai jenis tanaman. 


Hutan memberikan manfaat hydrological, rumpun pohn, batang, urat dan akarnya dapat menampung dan menyimpan air yang diturunkan Allah SWT melalui hujan, mengeluarkannya dengan saluran yang sangat halus dikenal dengan nama mata air (fountain) yang, bening, bersih, segar dan sejuk, sehingga dapat dinikmati oleh manusia, aliran sungai yang bening, curuk indah dan air terjun mempesona.


Hutan memiliki fungsi biodiversity, rumah besar bagi segenap makhluk hidup, terjadinya rantai makanan (food chain), jejaring kehidupan makhluk (life chain), antar jenis makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT memiliki ketergantungan dengan makluk dan tempat yang ada, inilah keseimbangan ciptaan Allah SWT (equilibrium) dalam sebuah ekosistem yang rapi dan terpadu. 


Pengrusakan hutan akan berakibat pada terjadinya perubahan iklim, temperature bumi yang memanas dan memiliki dampak ikutan lainnya. Dampak langsung Anomali cuaca, cuaca yang unpredictable, cuaca extreme, dampak langsung yang terasa El-Nino, kekeringan atau hujan lebat yang extreme dan lanino. 

Kegundulan hutan menyebabkan arus air sungai tidak menentu, pada musim kering, sungai mengalami kering kerontang, tidak punya cadangan air, karena tidak punya pepohonan lagi. 


Tetapi tatkala hujan, apalagi hujan extreme, besar dan kasar, akan berdampak terhadap banjir bandang, dengan mengalirkan berbagai material padat dari atas ke bawah, dari hulu ke hilir. 


Selain itu menggerus berbagai tanah pada aliran sungai, meruntuhkan perbukitan dan gundukan tanah, longsor (erosion dan landslide) yang dapat menimbun rumah, jalan dan area pemukiman warga.                 

Allah SWT sangat sayang terhadap manusia sekalipun kebijakannya memberikan dampak bencana, tetapi korban terhadap bencana tersebut tetaplah diampuni oleh Allah SWT. 


مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ


Artinya

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Taghabun:11)


Iman dan taqwa kepada Allah SWT modal utama, Allah SWT memberikan hidayah-Nya dengan melahirkan pikiran yang bersih jernih, kemauan yang tinggi untuk melakukan kebijakan yang maslahat untuk kepentingan umum. 


Allah SWT Maha Mengetahui segalanya, siapa yang bertanggungjawab penuh terhadap kerusakan, siapa yang menjadi korban dari kerusakan tersebut, siapa yang mendapat keuntungan dari kebijakan keliru yang diambil, semua diketahui-Nya.


Tugas utama kita selaku orang beriman senantiasa bertaubat, beristighfar, dan mendoakan semua pimpinan yang memegang kebijakan diberi hidayah oleh Allah SWT, menghentikan kebijakan yang keliru dan mengambil langkah bijak ke depan, untuk mengembangkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, dengan berbagai kegiatan. 


Wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan; pertama, kegiatan penghijauan atau tengah digalakkan sekarang dengan nama carbon trade, mengimbangi besaran emisi karbon dengan pengijauan, gerakan menanam, sehingga dapat menikmati udara bersih. 


Kedua, hemat energi dengan berupaya mengkonversi energi fosil dengan energi listrik dan energi yang lain. 


Ketiga, berusaha untuk hemat dalam menggunakan energi yang tengah tersedia sekarang, matikan lampu yang tidak bermanfaat untuk kita, matikan mesin yang tidak digunakan, matikan TV yang tidak ditonton, hindari penggunaan AC minimal berhemat dalam menggunakannya. 


Keempat dalam bepergian gunakanlah moda transportasi umum, hindari kendaraan pribadi, apalagi kendaraan pribadi yang boros emisi dan sudah berasap hitam pula.***

Posting Komentar

0 Komentar