Puluhan Puisi dari JSM untuk Dukung SDG 2030

ilustrasi pixabay,com

JAKARTA, kiprahkita.com - Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) mengajak para penyair dan pencinta puisi ikut terlibat dalam mengawal agenda SDG 2030 melalui puisi. 

Menurut Ketua JSM Riri Satria, pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, menjadi agenda besar umat manusia untuk mencapai kemakmuran bersama di dunia pada tahun 2030, yang dikenal dengan istilah SDG 2030. Pembangunan berkelanjutan ini, ujarnya, meliputi tiga bidang utama, yakni pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan lingkungan hidup.

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya oleh UNESCO pada tahun 2001 memperdalam konsep ini dengan menyatakan keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam. 

Dengan demikian, pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi semata, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual.

Ada 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi panduan dalam mencapai SDG 2030, di antaranya Tanpa Kemiskinan, Tanpa Kelaparan, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan Pendidikan Berkualitas.

Seterusnya, Kesetaraan Gender, Air Bersih dan Sanitasi Layak, Energi Bersih dan Terjangkau, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Industri, Inovasi dan Infrastruktur, Berkurangnya Kesenjangan, Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Kemudian, Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, Penanganan Perubahan Iklim, Ekosistem Lautan, Ekosistem Daratan, Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pembangunan.

Sejalan dengan visi dan misinya, Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) mengajak para penyair dan pencinta puisi untuk terlibat dalam mengawal agenda SDG 2030 melalui puisi. 

“Kami juga bahagia menerima kiriman puisi dari beberapa penyair dari negara tetangga, yaitu Malaysia serta dari seorang penyair Indonesia yang bermukin di Eropa,” ujarnya, di Jakarta, Sabtu (31/8/2024).

Setelah melalui evaluasi mendalam yang ditinjau dari dua aspek utama, yaitu aspek perpuisian dan kesesuaian dengan tema, para kurator yang terdiri dari Sofyan RH. Zaid, Rissa Churria, serta Riri Satria, bersama dengan Ketua Panitia Pelaksana Nunung Noor El Niel, pada Rapat Pleno yang diselenggarakan pada Jumat, 30 Agustus 2024, memutuskan untuk menerima puisi-puisi tersebut dan akan memuatnya dalam buku antologi.

Puisi itu merupakan karya 86 orang penyair dari seluruh Indonesia.(rel)

Posting Komentar

0 Komentar