Empat Mitos tentang Paru-paru Basah

ilustrasi alodokter.com

JAKARTA, kiprahkita.com - Pneumonia, yang sering disebut sebagai paru-paru basah, seringkali disalahpahami dan diwarnai oleh berbagai mitos yang berkembang di masyarakat. 

Mitos-mitos ini perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kekeliruan lebih lanjut.

Paru-paru basah adalah istilah umum yang merujuk pada kondisi di mana terjadi penumpukan cairan pada alveoli atau kantong udara di paru-paru.

Penumpukan cairan ini biasanya terjadi karena peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Meski demikian, masih banyak orang yang mengaitkan paru-paru basah dengan kebiasaan sehari-hari yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kondisi medis tersebut.

Salah satu mitos yang paling populer adalah larangan mandi malam karena diyakini dapat memicu paru-paru basah. Selain itu, ada juga kepercayaan bahwa tidur dengan kipas angin yang diarahkan langsung ke tubuh bisa menyebabkan paru-paru basah.

Menurut ahli penyakit paru, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mitos-mitos ini tidak didukung oleh bukti medis. Penyebab paru-paru basah bukan karena mandi malam atau terkena semprotan kipas angin.

Senada dengan itu, Dr. Ermono Superaya, dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dari RSUP Fatmawati Jakarta, juga menegaskanm  mitos terkait tidur di lantai sebagai penyebab paru-paru basah tidaklah benar. 

Agar tidak salah paham, mari kita luruskan beberapa mitos yang berkembang di masyarakat mengenai paru-paru basah.

1. Mandi Malam Menyebabkan Paru-Paru Basah

Salah satu mitos paling populer di kalangan masyarakat adalah larangan mandi malam, yang dipercaya dapat menyebabkan paru-paru basah. 

Padahal, menurut para ahli, mandi malam tidak ada kaitannya dengan kondisi ini. Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, bukan oleh aktivitas mandi malam. 

Infeksi inilah yang memicu peradangan di paru-paru, bukan suhu dingin atau air yang digunakan saat mandi.

2. Tidur dengan Kipas Angin Memicu Paru-paru Basah

Mitos lainnya yang tak kalah populer adalah larangan tidur dengan kipas angin yang diarahkan ke tubuh. Faktanya, kipas angin tidak menyebabkan paru-paru basah. Masalah yang bisa terjadi hanyalah apabila kipas angin yang digunakan kotor dan mengembuskan debu. 

Debu dari kipas yang kotor dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi atau peradangan, yang pada akhirnya memicu penumpukan cairan di paru-paru.

3. Tidur di Lantai Membuat Paru-paru Basah

Ada juga mitos yang menyebutkan, tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah. Menurut para ahli, selama udara bersih dan tubuh tetap hangat, tidur di lantai tidak akan menyebabkan paru-paru basah. 

Yang perlu diwaspadai adalah paparan udara dingin yang berlebihan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, namun hal ini tidak secara langsung berhubungan dengan pneumonia atau paru-paru basah.

4. Paru-paru Basah Terjadi Akibat Terlalu Lama Kena Hujan

Sering terdengar nasihat untuk tidak terlalu lama berada di luar, saat hujan agar tidak terkena paru-paru basah. Faktanya, paru-paru basah bukan disebabkan oleh hujan atau udara dingin, melainkan oleh infeksi di saluran pernapasan. 

Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke paru-paru dan menyebabkan peradangan. 

Hujan dan udara dingin mungkin bisa membuat daya tahan tubuh menurun, namun tidak secara langsung menyebabkan pneumonia.

FAKTA

Sebenarnya, paru-paru basah atau pneumonia adalah infeksi serius pada alveoli atau kantong udara di paru-paru. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, atau jamur. 

Pada kondisi ini, alveoli terisi dengan cairan atau nanah, sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas, batuk, dan demam.

Mitos tentang paru-paru basah berkembang karena kurangnya pemahaman medis yang benar di masyarakat. Kondisi-kondisi seperti perubahan suhu tubuh akibat mandi malam atau angin dari kipas, memang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman, namun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung,  kebiasaan-kebiasaan tersebut bisa menyebabkan pneumonia.

Pencegahan paru-paru basah lebih berfokus pada menjaga kebersihan, menjaga daya tahan tubuh, dan segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala seperti batuk yang terus menerus, sesak napas, atau demam tinggi.(dari berbagai sumber)

Posting Komentar

0 Komentar