TANAH DATAR, kiprahkita.com - Pengelolaan Puncak Pato Bukik Marapalam, salah satu destinasi wisata bersejarah di Kabupaten Tanah Datar, masih terkendala berbagai masalah.
Ketua Tim Penyusunan Proposal Rekacipta Ekowisata Terpadu Puncak Pato Dr. Welya Roza menyatakan, Puncak Pato merupakan lokalitas penting bagi orang Minangkabau, karena menjadi tempat penandatanganan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Namun, objek wisata ini belum diminati secara luas oleh wisatawan. Untuk itu, dibutuhkan perhatian serius dari berbagai elemen terkait.
"Sebagai orang Minangkabau, tentu ini harus dikembangkan, diperkuat, dan dioptimalkan. Pemerintah Daerah Tanah Datar bersama kaum adat, MUI, dan cadiak pandai telah mengukuhkan kembali prasasti ini pada tahun 2018," ujarnya.
Namun, imbuhnya, keterbatasan sumber daya menyebabkan Puncak Pato masih kurang diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Welya menegaskn hal itu, saat berdialog dengan Pj. Bupati Tanah Datar, OPD terkait, dan tokoh adat di Gedung Indo Jolito Batusangkar, Rabu (23/10), dikutip dari publikasi Bagian Prokopim Setda, Jumat (25/10) pagi.
Welya menambahkan, potensi Puncak Pato sangat besar, tetapi masih ada kendala seperti area parkir yang terbatas, rumput liar, serta kurangnya pengawasan terhadap muda-mudi. Hal ini, sebutnya, mengakibatkan wisatawan enggan berkunjung.
BACA JUGA
- Delapan Hal yang tak Terlupakan dari Tanah Datar
- Lima Destinasi Wisata Wajib Kunjung di Luhak Nan Tuo
- Rombongan dari Negeri Sembilan Kunjungi Luhak Nan Tuo
Untuk mengatasi kendala tersebut, Welya menjelaskan, timnya telah mengajukan proposal pengembangan Puncak Pato dengan konsep Puncak Pato Terpadu Serebu, singkatan dari Sejarah, Reliji, Ekonomi, dan Budaya.
Saat ini, proposal tersebut akan diajukan kembali dengan fokus pada ekonomi hijau, ekonomi biru, penguatan pariwisata, serta sektor kesehatan.
Proposal ini juga akan memanfaatkan matching fund atau dana padanan, dari Pemerintah Pusat untuk mendukung proyek strategis ini, melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi.
Pj. Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi, menyambut baik rencana tersebut dan menekankan pentingnya mengembangkan Puncak Pato sebagai destinasi wisata berbasis agama dan budaya.
"Tanah Datar harus menjadi yang terdepan dalam pengembangan pariwisata berbasis agama dan budaya. Sumpah Satie Bukik Marapalam memadukan dua unsur penting itu, yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak mangato Adat mamakai, yang menjadi titik temu luar biasa," kata Arry.
Arry juga menegaskan, filosofi ABS-SBK diakui secara nasional melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2022.
Menurutnya, Puncak Pato, bersama dengan Istano Basa Pagaruyung yang sudah terkenal, memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pariwisata Tanah Datar, seiring dengan nilai-nilai adat, budaya, dan agama. (prokopimtnd)
0 Komentar