PADANG, kiprahkita.com - Randang, kuliner khas Sumatra Barat yang telah mendunia, kini berada di ambang pengakuan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Upaya ini menjadi bukti bagaimana sebuah hidangan tradisional dapat melampaui fungsi kulinernya, menjadi simbol diplomasi budaya dan kebanggaan bangsa.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Undri mengungkapkan, proses pengusulan randang ke UNESCO sedang berlangsung.
Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, katanyam kini tengah menyelesaikan dokumen pendukung, termasuk sejarah panjang randang sebagai bagian dari warisan budaya Minangkabau.
"Jika keseluruhan dokumen dinyatakan lengkap, selanjutnya akan diverifikasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan sebelum diajukan ke UNESCO,” ujar Undri, dikutip dari laman infopublik.id, Sabtu (23/11/2024).
Randang tidak hanya diakui sebagai salah satu makanan terenak di dunia, tetapi juga menjadi identitas budaya masyarakat Minangkabau.
Keberadaan komunitas perantau Minangkabau di berbagai belahan dunia telah membantu memperkenalkan randang secara global, menjadikannya sebagai alat diplomasi budaya yang efektif.
“Randang bukan hanya makanan, tapi juga identitas budaya. Ini dapat menjadi pintu masuk diplomasi budaya ke berbagai penjuru dunia,” jelas Undri.
Penetapan randang oleh UNESCO diharapkan tidak hanya memperkuat eksistensi kuliner ini di tingkat internasional, tetapi juga memberikan dampak ekonomi signifikan bagi Sumatra Barat.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner dapat semakin berkembang, sementara sektor pariwisata juga berpeluang menarik lebih banyak wisatawan.
“Dengan randang lebih dikenal dunia, dampaknya akan menggerakkan berbagai sektor lain, termasuk pariwisata dan ekonomi daerah. Ini merupakan peluang besar untuk meningkatkan perekonomian Sumatra Barat,” ungkap Undri.
Sebagai kuliner yang menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau, randang memiliki potensi besar untuk memperkuat posisi Sumatra Barat sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia.
Setiap bumbu yang tersaji dalam randang mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Minangkabau, menambah nilai budaya yang melekat pada hidangan ini.
Pengakuan dari UNESCO akan menjadi tonggak sejarah baru bagi randang, membuktikan bahwa makanan tradisional dapat menjadi warisan dunia yang dihargai dan dilestarikan lintas generasi.
Sementara itu, upaya ini juga memperlihatkan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat dalam melestarikan kebudayaan Indonesia di mata dunia.(*)
0 Komentar