FLORES TIMUR, kiprahkita.com – Sedikitnya sepuluh orang ditemukan meninggal dunia, akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan rumah tempat tinggal mereka, setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus, Ahad (3/11) dini hari.
Letusan gunung api ini yang statusnya dinaikkan ke Level IV atau Awas menyemburkan batu, kerikil, abu, dan material vulkanik lainnya.
Akibat letusan dahsyat tersebut, sejumlah rumah terlihat runtuh dan terbakar. Warga setempat melaporkan mendengar dentuman hebat sesaat sebelum gunung tersebut meletus.
"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban yang meninggal ini telah dievakuasi dari puing-puing bangunan," ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Fredy Moat Aeng, Senin (4/11) pagi.
Fredy menambahkan, proses pencarian korban di puing-puing bangunan, yang hancur tertimpa batu-batuan dari puncak Gunung Lewotobi masih berlangsung.
"Sebagian besar korban meninggal karena tertimpa batu berukuran besar yang menembus atap rumah mereka," jelasnya.
Belum ada data pasti mengenai jumlah kerugian akibat letusan ini, karena petugas masih fokus melakukan pencarian korban, di antara bangunan-bangunan yang rusak.
Jalan Trans Flores juga dipenuhi material abu vulkanik, sehingga menyulitkan akses kendaraan bermotor.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), P. Hadi Wijaya, telah mengeluarkan pengumuman penting terkait aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus meningkat.
Berdasarkan surat bernomor 95.1.Lap/GL.03/BGV/2024 tertanggal 3 November 2024, PVMBG meningkatkan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) mulai pukul 24.00 WITA pada tanggal 3 November 2024.
Dalam surat tersebut, PVMBG menjelaskan adanya peningkatan signifikan pada aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terpantau selama periode 23 Oktober hingga 3 November 2024.
Kolom erupsi gunung mencapai ketinggian antara 1.500 hingga 2.000 meter pada 1 November, menunjukkan intensitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Selain itu, terjadi gempa getaran banjir di daerah Dulipali serta aliran material lava yang bergerak lambat di bagian timur laut. Berdasarkan citra satelit Sentinel 2 pada 29 Oktober 2024, terlihat adanya potensi lahar di area utara dan timur kawah.
Aktivitas seismik Gunung Lewotobi juga meningkat drastis. Pada 1 November, tercatat 119 gempa vulkanik dalam (VA), 19 gempa vulkanik dangkal (VB), dan 6 tremor harmonik.
Pada 2 November, jumlah gempa vulkanik dalam mencapai 70 kali, gempa vulkanik dangkal 34 kali, dan tremor harmonik 8 kali.
PVMBG mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti arahan terkait aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki, mengingat potensi bahaya yang semakin meningkat setelah status gunung ini dinaikkan menjadi Level IV atau Awas. (mus)
0 Komentar