Donasi untuk Anak Sukomananti Pasaman Barat yang Akan Kuliah di Al Azhar

Donasi untuk Anak Sukomananti Pasaman Barat yang Akan Kuliah di Al Azhar 

Assalamualaikum wr. wb.

NASIONAL, kiprahkita.com Sahabat semuanya, terutama dunsanak kami di Padang Panjang dan sekitarnya, saat ini ada seorang anak asli Sukomananti, lulusan Thawalib Padang Panjang, yang telah diterima untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Kairo – sebuah impian besar yang jarang terwujud tanpa tekad dan kecerdasan luar biasa.

M. Aidil Zikra 

Namun, keterbatasan dana keluarga menjadi tantangan berat. Untuk itu, kami mengetuk hati para dermawan dan perantau, khususnya alumni dan komunitas Thawalib Padang Panjang, untuk turut membantu meringankan beban biaya keberangkatan dan persiapan kuliah ke Al-Azhar.

Berapapun bantuan yang diberikan sangat berarti. Mari bersama-sama kita bantu generasi muda ini meraih cita-citanya menuntut ilmu di tanah para ulama.

Untuk informasi lebih lanjut atau ingin berdonasi, bisa langsung hubungi kontak yang tersedia di foto Ananda kita. Berikut nomor rekening sudah dicantumkan di sana.

Semoga menjadi amal jariyah dan diberkahi Allah SWT. Aamiin. Ananda kita pun meraih ilmu yang bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Kegiatan Calon Mahasiswa 


Biodata Singkat 

Sejarah Ringkas Perguruan 

Perguruan Thawalib Padang Panjang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam modern tertua dan paling berpengaruh di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Didirikan pada 11 Mei 1911 oleh Syekh Dr. H. Abdul Karim Amrullah, yang dikenal sebagai Haji Rasul dan merupakan ayah dari Buya Hamka, perguruan ini lahir dari transformasi pengajian tradisional di Surau Jembatan Besi menjadi sistem pendidikan klasikal yang lebih terstruktur.([Harian Haluan][1], [Wikipedia][2])

Awal Mula dan Transformasi Pendidikan

Sebelum tahun 1900, Surau Jembatan Besi di Padang Panjang telah menjadi pusat pengajian berbasis halaqah yang dipimpin oleh Syekh Abdullah Ahmad. Pada tahun 1911, kepemimpinan surau ini beralih kepada Haji Rasul, yang kemudian mengubah sistem pengajaran dari metode halaqah menjadi sistem klasikal dengan kurikulum yang lebih terstruktur. Perubahan ini menandai lahirnya Sumatera Thawalib, yang kemudian dikenal sebagai Perguruan Thawalib Padang Panjang .([Wikipedia][2], [Wikipedia][3])

Peran dalam Pembaruan Islam dan Pendidikan

Perguruan Thawalib memainkan peran penting dalam gerakan pembaruan Islam di Indonesia. Dengan mengadopsi sistem pendidikan modern, termasuk penggunaan meja, kursi, papan tulis, dan kurikulum yang mencakup ilmu agama dan pengetahuan umum, perguruan ini menjadi pelopor dalam modernisasi pendidikan Islam di Indonesia. Para lulusan Thawalib, seperti Buya Hamka, Buya AR Sutan Mansur, dan Zainuddin Labai El Yunusy, menjadi tokoh-tokoh penting dalam gerakan pembaruan Islam dan pendidikan di Indonesia .([Wikipedia][4], [Suara Muhammadiyah][5])

Perkembangan dan Tantangan

Pada tahun 1946, didirikan Yayasan Thawalib Padang Panjang untuk mengelola perguruan ini secara lebih formal. Sejak saat itu, Thawalib terus berkembang, termasuk mendirikan Fakultas Dakwah dan Publisistik serta Fakultas Syari’ah wal Qanun pada tahun 1974 bersama Prof. DR. KH. Zainal Abidin Ahmad. Namun, perguruan ini juga menghadapi tantangan, termasuk pengaruh ideologi politik yang menyebabkan penutupan sementara oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1928 .([Thawalib Padang Panjang][6], [Wikipedia][2], [Wikipedia][7])

Warisan dan Pengaruh

Hingga kini, Perguruan Thawalib Padang Panjang tetap menjadi simbol pendidikan Islam modern di Indonesia. Warisan intelektual dan semangat pembaruannya terus menginspirasi lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya di Indonesia. Dengan sejarah panjang dan kontribusinya yang signifikan, Thawalib telah menjadi bagian integral dari perkembangan pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia.([Harian Haluan][1]) (Yus MM/*)

Posting Komentar

0 Komentar