Nasib Mahasiswa Indonesia di Tengah Perang Iran-Israel: Ketegangan yang Mengancam Tapal Batas
SIJUNJUNG, kiprahkita.com –Perang terbuka yang pecah sejak 13 Juni 2025 antara Iran dan Israel membuat para orang tua cemas akan putra putri mereka. Perang terbuka telah memasuki babak yang semakin menegangkan. Konflik yang sebelumnya terbatas pada saling ancam dan serangan proksi kini menjalar menjadi benturan langsung dua kekuatan utama di kawasan Timur Tengah.
![]() |
Foto by Tehran Iran |
Meskipun secara geografis Iran dan Israel terpisahkan oleh ribuan kilometer dan dibatasi oleh beberapa negara seperti Irak, Suriah, Lebanon, dan Yordania, ancaman nyata tetap mengintai warga sipil, termasuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah menempuh pendidikan di wilayah-wilayah yang berada di jalur ketegangan tersebut tetap menimbulkan rasa khawatir.
Pertanyaan pun muncul: Bagaimana nasib mahasiswa Indonesia di kawasan yang rentan konflik ini? Apalagi, tidak menutup kemungkinan rudal yang ditembakkan melenceng dari target dan jatuh di area sipil, termasuk kampus atau asrama mahasiswa.
Salah satu mahasiswa asal Indonesia, Isral Wediawan, asal Sijunjung dan alumnus Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah, Padang Panjang, membagikan kesaksiannya langsung dari Yordania, negara yang berbatasan langsung dengan Israel.
“Lima orang warga Yordania terluka akibat serangan udara corps debris,” ujarnya kepada media pada Rabu (18/6/2025).
“Alhamdulillah, kami mahasiswa Indonesia dalam keadaan sehat,” lanjutnya dengan suara tenang.
Isral yang kini menjalani studi di Fakultas Syariah Islamiyah, Yarmouk University, mengatakan bahwa jumlah mahasiswa Indonesia di Yordania mencapai sekitar 500 orang, dan sekitar 200 di antaranya belajar di kampus yang sama dengannya. Meski berada di wilayah yang relatif aman, kekhawatiran tetap membayangi.
Kondisi Terkini: Kawasan di Ambang Meluasnya Konflik
Menurut laporan terbaru dari berbagai media internasional, serangan rudal Iran ke wilayah militer Israel terus meningkat intensitasnya. Sementara itu, Israel membalas dengan meluncurkan operasi militer udara di perbatasan Suriah dan Irak, yang dekat dengan jalur pengungsi dan pemukiman warga sipil.
Yordania, sebagai negara yang strategis secara geografis, kini mengalami ketegangan diplomatik dan peningkatan status siaga militer. Beberapa serangan yang jatuh di dekat perbatasan telah menyebabkan korban sipil, meskipun pemerintah Yordania berusaha menjaga stabilitas dan menghindari keterlibatan langsung.
Seruan dan Doa dari Tanah Air
Kekhawatiran terhadap kondisi mahasiswa Indonesia juga disuarakan oleh Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional.
"Israel telah memicu gejolak kawasan. Semoga warga Iran yang syahid diterima di sisi Allah, dan Iran berhak membalas demi keadilan,” ujar beliau saat dihubungi media sore tadi.
Seruan itu menjadi bentuk keprihatinan mendalam dari bangsa Indonesia, terutama umat Islam, terhadap kondisi dunia Muslim yang terus berada dalam tekanan politik dan kekerasan militer.
Penutup: Harapan di Tengah Ketegangan
Meski berada di tengah ancaman yang nyata, semangat para mahasiswa Indonesia tetap teguh. Mereka tidak hanya membawa misi akademik, tetapi juga menjadi duta bangsa yang mencerminkan wajah Islam Indonesia yang damai, sabar, dan tangguh.
“Kami tetap belajar, tetap menjaga komunikasi dengan pihak kampus dan KBRI. Mohon doa dari Tanah Air,” tutup Isral dengan harap.
Semoga para mahasiswa dan WNI yang berada di kawasan rawan konflik senantiasa dalam lindungan Allah SWT, dan perang ini segera menemukan jalan damai yang adil dan bermartabat. (Yus MM/AG )
0 Komentar