Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai Langkah Nyata Mendukung Kesehatan dan Ketahanan Pangan Daerah
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Pemerintah Kota Padang Panjang saat ini tengah mempersiapkan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dilaunching secara resmi pada 17 Agustus 2025. Program ini merupakan bagian dari kebijakan nasional yang digagas Pemerintah Pusat dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar, serta mendukung ketahanan pangan daerah.
![]() |
Rapat bersama lintas OPD |
Salah satu poin penting dalam pelaksanaan MBG adalah keterlibatan mitra penyedia makanan yang harus diseleksi secara ketat oleh Dinas Pangan dan Pertanian. Pemerintah menginginkan mitra yang benar-benar serius dan siap menjalin kerja sama yang profesional. Hal ini penting demi menjamin mutu makanan yang diberikan serta kesinambungan program jangka panjang.
Sekretaris Daerah Kota, Sonny Budaya Putra, bersama jajaran OPD, Kementerian Agama, serta pihak terkait lainnya juga turut hadir dalam perencanaan program ini. Hal ini menunjukkan sinergi dan koordinasi yang kuat antar unsur pemerintah demi menjamin keberhasilan MBG.
Program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kesehatan peserta didik, namun juga memberikan multiplier effect bagi sektor ekonomi lokal, khususnya UMKM dan petani lokal sebagai penyedia bahan pangan. Dengan demikian, MBG bukan hanya soal pemberian makanan bergizi, tetapi juga sebuah strategi pembangunan yang holistik dan inklusif.
Dengan kerja sama yang baik antar dinas dan komitmen seluruh elemen, MBG diharapkan menjadi program percontohan yang tidak hanya berjalan sukses di Padangpanjang, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
Sementara itu Sekdako Sonny menjelaskan, terkait titik lokasi dapur MBG ini, pemerintah diminta untuk menyediakan sembilan lokasi. Tiga lokasi khusus nanti akan dibangun Badan Gizi Nasional (BGN) dan enam lagi dari calon mitra.
![]() |
Sekdako: Dua Titik Lokasi Dapur Bancalaweh dan Rusunawa |
“Kita sudah menyediakan tiga lokasi untuk dapur MBG ini sesuai dengan permintaan BGN. Dua lokasi direncanakan di Bancalaweh, dan satu lokasi lagi di Rusunawa,” katanya.
Selain itu, untuk enam lokasi lainnya, Pemko masih menunggu progres dari calon mitra. Seperti Perguruan Diniyyah Puteri yang tengah mengusulkan ke BGN, Thawalib, dan Kauman juga sampai tahap verifikasi 3.
“Terkait hal ini akan segera kita follow up ke calon mitra dan segera kita realisasikan,” tutupnya.
Sejarah Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pemerintah pusat yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar. Gagasan awal program ini berasal dari Prabowo Subianto sejak tahun 2006 dalam bentuk “Revolusi Putih”, yang berfokus pada pemberian susu untuk melawan stunting dan kekurangan gizi. Seiring waktu, gagasan ini berkembang menjadi program nasional yang lebih luas, mencakup penyediaan makanan bergizi lengkap secara rutin di lingkungan pendidikan.
Pada tanggal 6 Januari 2025, MBG resmi diluncurkan di 190 titik di 26 provinsi. Program ini menyasar anak sekolah, balita, ibu hamil, dan menyusui sebagai penerima manfaat utama. Dengan pembentukan Badan Gizi Nasional (BGN) pada Agustus 2024, pelaksanaan MBG menjadi lebih terstruktur. BGN bertugas mengelola anggaran, menyusun menu bergizi, dan memastikan distribusi makanan berjalan sesuai standar. Pemerintah menargetkan program ini menjangkau 15 juta penerima pada akhir 2025 dan 82 juta jiwa pada 2029.
Pelaksanaan MBG dilakukan melalui berbagai model, seperti dapur pusat milik pemerintah, kerja sama dengan swasta dan instansi lokal, serta kemitraan dengan UMKM dan petani. Setiap titik layanan MBG dilengkapi tim khusus, termasuk ahli gizi dan kepala dapur, untuk memastikan makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi penerima. Program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan produk pangan daerah.
Namun, seperti program besar lainnya, MBG menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Beberapa daerah mengalami masalah seperti keterlambatan gaji staf, kualitas makanan yang tidak konsisten, bahkan kasus keracunan akibat pengawasan yang kurang. Hal ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh dan penguatan sistem pengawasan agar pelaksanaan MBG bisa berjalan optimal di seluruh wilayah Indonesia.
Meski begitu, MBG tetap menjadi langkah besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan gizi yang baik, anak-anak dapat tumbuh sehat, belajar dengan optimal, dan menjadi generasi emas 2045 yang produktif. Diharapkan program ini terus diperbaiki dan diperluas, menjadi warisan positif bagi masa depan bangsa. (Y/ned)
0 Komentar