Padang Menuju Kota Kreatif UNESCO: Saatnya Dunia Cicip Rendang!

Padang Menuju Kota Kreatif UNESCO: Saatnya Dunia Cicip Rendang!

PADANG, kiprahkita.com Siapa sih yang gak kenal rendang? Makanan khas Minang yang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia ini udah jadi ikon kuliner Indonesia. Tapi tahukah kamu kalau sekarang Kota Padang lagi bersiap-siap buat naik level dan go international lewat jalur… gastronomi? Yap, Pemerintah Kota (Pemko) Padang lagi ngebut menyiapkan langkah strategis biar bisa gabung ke dalam jaringan kota kreatif dunia versi UNESCO, alias UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

forum pentahelix bersama Wali Kota Padang

Pada Jumat, 4 Juli 2025, forum penting digelar di Rumah Dinas Wali Kota Padang. Bukan forum biasa, ya. Ini adalah forum pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media—semua kumpul untuk satu tujuan: ngebawa Padang masuk jaringan kota gastronomi dunia. Keren banget kan?

Menurut Prof. Wiendu Nuryanti dari UGM, UCCN ini bukan cuma ajang keren-kerenan kota di dunia, tapi juga wadah buat kolaborasi lintas negara dalam hal industri kreatif. Ada 350 kota yang udah gabung, dan mereka serius menjadikan budaya dan kreativitas sebagai bagian dari pembangunan kota yang berkelanjutan. Jadi, bukan cuma soal makanan enak, tapi juga bagaimana budaya itu dilestarikan dan dikembangkan bersama masyarakat.

Prof. Wiendu juga bilang kalau salah satu kunci utama buat gabung ke UCCN adalah keunikan kota dan kemampuannya jadi tuan rumah yang baik. Nah, Padang punya semua itu. Dari kekayaan kuliner khas Minangkabau yang udah mendunia, sampai Kota Tuanya yang multietnis dan kaya akan cerita sejarah.

Wali Kota Padang, Fadly Amran, dengan semangat juga menegaskan kalau mereka akan kerja bareng semua pihak buat mewujudkan mimpi ini. "Sinergi pentahelix itu penting," katanya. Karena kolaborasi lintas sektor inilah yang bakal jadi fondasi kuat dalam membawa Padang sebagai Kota Kreatif UNESCO bidang gastronomi.

Tentu saja, prosesnya gak sebentar. Harus ada partisipasi masyarakat yang aktif, pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, sampai komitmen jangka panjang. Tapi semua itu bukan mustahil, asal niatnya tulus dan langkahnya konkret. Padang, jelas punya modal besar. Gak cuma soal rasa makanan yang menggoyang lidah, tapi juga cerita, budaya, dan identitas yang kuat di balik setiap sajian.

Bayangin deh, ya: suatu hari nanti, turis dari berbagai penjuru dunia datang ke Padang bukan cuma buat makan rendang, sate Padang, atau dendeng balado, tapi juga untuk belajar tentang sejarahnya, teknik memasaknya, dan budaya yang melingkupinya. Makanan sebagai jembatan budaya? Yes please!

Jadi yuk, kita dukung langkah ini. Bukan cuma buat kebanggaan daerah, tapi juga sebagai bukti bahwa Indonesia, lewat Padang, bisa bersinar di panggung dunia lewat gastronomi—jalan yang penuh rasa, cerita, dan cinta Indonesia. (Yus MM/Tempo.co)

Posting Komentar

0 Komentar