Rotasi Kabinet Prabowo-Gibran: Akankah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Diganti?

Anggota DPR RI Dapat Kabar Jenderal Listyo Sigit akan Dipertahankan Jadi Kapolri sampai Akhir 2025

JAKARTA, kiprahkita.com Sejumlah menteri dan pejabat di Kabinet Prabowo-Gibran baru saja dirotasi. Selain Sri Mulyani eks Menteri Keuangan, beredar pula kabar kalau Kapolri juga akan diganti. Namun hingga saat ini Komisi III DPR RI belum mendapatkan informasi soal adanya surat presiden (surpres) untuk pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Anggota Komisi III, Nasir Djamil, mengatakan bahwa informasi yang diterima kini adalah Listyo akan tetap dipertahankan sebagai Kapolri sampai akhir 2025. Berbagai pihak "penuntut" menilai, Jenderal Listyo Sigit Prabowo gagal mengamankan unjuk rasa di akhir Agustus-awal September 2025 di Jakarta dan sejumlah daerah yang menewaskan setidaknya 10 orang pada peristiwa demonstrasi lalu.

Desas-desus pergantian itu  belakangan terdengar semakin santer. Isu itu muncul seiring aspirasi reformasi Polri yang disuarakan dalam aksi massa beberapa pekan terakhir. Terlebih setelah Presiden Prabowo Subianto mengundang para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan, Kamis (11/9) lalu. Dalam pertemuan itu, reformasi Polri juga menjadi salah satu pembahasan. (Kabar baik.co)

Informasi yang beredar di kalangan awak media pun terutama detik.com, KabarBaik,co, dan sejumlah media lain menyebutkan wacana ada dua nama perwira tinggi yang dikirim Istana ke parlemen. Keduanya berpangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) dan satu di antaranya baru naik pangkat bintang tiga.

Rotasi Kabinet Prabowo-Gibran: Akankah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Diganti Juga?

Perombakan dalam Kabinet Prabowo-Gibran lalu kembali menjadi sorotan publik. Setelah pengunduran diri Sri Mulyani. Ia tidak melanjutkan jabatannya sebagai Menteri Keuangan, kini muncul isu yang tak kalah menarik perhatian publik: pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sesuai tuntutan pada saat demonstrasi.

Isu ini merebak di tengah situasi politik dan keamanan nasional yang sedang hangat-hangatnya, terlebih pasca gelombang unjuk rasa besar di akhir Agustus hingga awal September 2025 yang menewaskan sedikitnya 10 orang di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya itu.

Sejumlah kalangan menilai bahwa Polri, sebagai institusi keamanan negara, gagal menjalankan fungsinya dalam menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat selama aksi-aksi tersebut berlangsung. Kritik paling tajam diarahkan langsung kepada pucuk pimpinan tertinggi Polri saat ini, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda resmi bahwa Presiden Prabowo akan mengganti Kapolri. Komisi III DPR RI sebagai mitra kerja Polri bahkan menyatakan belum menerima surat presiden (surpres) mengenai pergantian pimpinan Polri. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, yang mengonfirmasi bahwa informasi terakhir yang diterima adalah Jenderal Listyo akan tetap dipertahankan.

Di sisi lain, informasi yang beredar di kalangan wartawan menyebutkan bahwa Istana telah mengirim dua nama calon Kapolri ke parlemen. Keduanya merupakan perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol), dan satu di antaranya bahkan baru saja memperoleh kenaikan pangkat menjadi bintang tiga.

Ini tentu memunculkan spekulasi baru: apakah pemerintah hanya sedang menguji reaksi publik dan parlemen? Atau ini bagian dari strategi diam-diam Istana untuk melakukan transisi kepemimpinan di tubuh Polri tanpa gejolak?

Rotasi pejabat tinggi negara, apalagi di institusi strategis seperti Kepolisian, memang tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik. Apalagi saat ini, di bawah pemerintahan baru, publik tentu menaruh harapan besar pada pembaruan sistem dan wajah-wajah baru yang dinilai lebih kredibel dan responsif terhadap aspirasi rakyat.

Namun perlu digarisbawahi bahwa pergantian Kapolri bukan semata-mata soal politik atau respons terhadap tekanan publik. Ini juga menyangkut profesionalisme dan keberlanjutan institusi. Jenderal Listyo sendiri masih memiliki sejumlah catatan positif selama beliau menjabat, meskipun reputasinya kini sedang diuji keras akibat tragedi demonstrasi berdarah beberapa pekan lalu.

Akhirnya, publik hanya bisa menunggu sikap resmi Presiden Prabowo. Apakah ia akan mempertahankan Listyo Sigit sebagai bentuk kontinuitas dan stabilitas? Ataukah ia akan memilih wajah baru untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap institusi Polri?

Kita tunggu, siapa yang akan mengenakan tongkat komando Tribrata dalam waktu dekat.(dtc.)*

Posting Komentar

0 Komentar