Semangat Literasi Mulai Menggelora di Bengkulu

Beberapa buku karya Gubernur Bengkulu Ronidin Mersyah.(infopublik.id)

BENGKULU, kiprahkita.com - Dunia literasi di Provinsi Bengkulu kini bangkit. Semangatnya  nampak mulai menggelora. Berbagai kegiatan untuk mendukung program itu dilaksanakan. Agenda terbaru dan fenomenal: Jambore Literasi. Setelah itu ada pula Bimbingan Penulisan Cerita Rakyat.

Sekdaprov Bengkulu Hamka Sabri menyebut, penulisan cerita rakyat atau toponimi menjadi penting, karena bbisa dikemas dalam bentuk buku. Hal itu, ujarnya, merupakan referensi penting bagi generasi mendatang.

Dengan adanya buku-buku cerita rakyat itu, ujarnya, diyakini akan berdampak positif terhadap pemberian informasi sejarah, budaya, dan promosi daerah.

Menurutnya, toponimi merupakan bidang keilmuan dalam linguistik yang berkaitan etinologi dan kebudayaan, membahas tentang asal-usul penamaan tempat, wilayah atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam seperti sungai, lautan, dan pegunungan, atau yang bersifat buatan manusia semisal nama kota, gedung, jalan, dan jembatan.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu Dwi Laily Sukmawati, sebagaimana dirilis Pemprov Bengkulu pada laman infopublik.id. , menjelaskan, sejarah daerah yang ada di Provinsi Bengkulu sangat penting untuk diketahui masyarakat.

Menurutnya, pentingnya untuk terus memberikan motivasi dan bimbingan bagi generasi muda Bengkulu, agar mampu menulis cerita sejarah atau naskah tulisan toponimi rakyat Bengkulu yang dibukukan.

Berbicara soal literasi, sesungguhnya tidak dapat pula lepas dari sosok Gubernur Rohidin Mersyah. Beliau bukan saja bercerita dan memotivasi dengan lisan, tetapi juga dalam perbuatan dengan menjadi penulis buku yang sangat produktif.

Beberapa buku karya sang gubernur, ditampilkan pada ajang Jambore Literasi yang dihelat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, awal pekan ini. Buku-buku itu di antaranya Bengkulu Dalam Arus Informasi Informasi 4.0(2019), dan Perayaan Tabot di Kota Bengkulu Dalam Perspektif Struktural dan Fungsional (2020).

Buku lainnya adalah Budidaya Sapi Potong Berkelanjutan (2021), Pengelolaan Sumber Daya Hayati (2022), Transformasi di Tengah Pandemi (2022), serta beberapa buku lainnya.

Menurut Pustakawan Ahli Utama pada Perepustakaan Nasional Deni Kurniadi, produk intelektual di Indonesia masih minim. Untuk itu, ujarnya, perlu sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, agar terus memperbanyak produk intelektual berupa bahan bacaan.

Dia pun memujikan Jambore Literasi yang dihelat Pemprov Bengkulu, karena akan mampu meningkatkan budaya membaca di tengah-tengah masyarakat.(infopublik.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar