Tabuik Piaman Sudah Memasuki Prosesi Basalisiah

Wako Pariaman di tengah massa menyaksikan prosesi basalisiah tabuik.(kominfo prm)

PARIAMAN, kiprahkita.com - Prosesi Hoyak Tabuik Piaman 2023 kian menegangkan. Kini sudah memasuki tahapan basilisiah antara anak Tabuik Pasa dengan Tabuik Subarang.


Suasana terasa mencekam, karena pada tahap basilisiah ini seakan-akan mencerminkan Perang Karbala, peperangan sengit antara Nagari Pasa dan Subarang. Mencekam, karena selain prosesinya berlangsung Ahad (23/7) malam, juga diiringi dengan gendang tasa nan penuh heroik.


"Momen Basilisiah ini diibaratkan Perang Karbala antara Nagari Pasa dan Subarang sambil memainkan gendang tasa, dalam rangkaian Festival Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2023," jelas Walikota Pariaman Genius Umar yang turut menyaksikannya.


Informasi yang dirilis Media Center Kominfo Kota Pariaman menjelaskan, sebelum prosesi basalisiah itu, ada pula yang dinamakan dengan Prosesi Manabang Batang Pisang atau Maambiak Batang Pisang. Itu adalah prosesi kedua, setelah pada 1 Muharram 1445 H tepatnya tanggal 19 Juli 2023 telah dilakukan prosesi pertama yakni Maambiak Tanah di aliran sungai.


Untuk Tabuik Subarang, Manabang Batang Pisang dilakukan di Kampuang Kaliang, Kelurahan Lohong, sedangkan Tabuik Pasa berlokasi di Simpang Alai Gelombang, Kelurahan Alai Galombang, Kecamatan Pariaman Tengah.


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi mengatakan, prosesi Manabang Batang Pisang menyiratkan banyak makna. Batang pisang itu dipancung melambangkan cucu Nabi Muhammad SAW, Husen bin Ali dipancung lehernya oleh Raja Yazid Bin Umaiyah dan dibawa ke Padang Kerbala, saat berlangsungnya peperangan.


Dalam prosesi tabuik, pedang yang akan digunakan sebagai alat penebang batang pisang, sebelumnya diarak keliling dengan iring-iringan tambua tasa oleh kedua anak tabuik, didampingi orang tuo tabuik hingga menuju lokasi.


"Dalam arak-arakan ini, banyak anak-anak yang membawa galah bambu sepanjang 3 sampai 4 meter, yang mana di bagian ujungnya diikatkan bendera warna hitam dan putih serta ada juga lampu sumbu minyak tanah ,” jelasnya.


Batang pisang yang sudah ditebang dibawa ked daraga. Masing-masing rombongan saling basalisiah (berselisih), dimana lokasi basalisiah ini, terjadi di Simpang Tugu Tabuik Pariaman.


"Inilah momen yang ditunggu-tunggu, karena ketika kedua anak tabuik bertemu, bunyi tambua tasa saling saut menyaut dan bisa membangkitkan semangat," tuturnya.(MC Kominfo Pariaman; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar