Ekonomi Sumatera Membaik

ilustrasi pixabay.com

TANJUNG PANDAN, kiprahkita.com - Sempat berada pada posisi pertumbuhan negatif saat dilanda pandemi Covid-19, kini ekonomi Sumatera mulai membaik. Bahkan, berhasul menjadi kontributor terbesar perekonomian nasional setelah Jawa.


"Sempat mencatat pertumbuhan negatif saat pandemi 2020 lalu, kini perekonomian di Sumatera  bangkit, dan menunjukkan kinerja positif, yang ditandai dengan terus tumbuhnya perekonomian di Wilayah Sumatera, yakni dari 3,23 persen pada 2021 menjadi 4,69 persen pada 2022," kata Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu.


Pasaribu mengatakan hal itu, saat membuka kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) Produk Domestik Regional Bruto dan Indikator Sosial Ekonomi (PDRB-ISE) se-Sumatera tahun 2023, di  Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kamis (10/8/2023).


Kegiatan itu diikuti 297 peserta dari Bappeda, Dinas Komunikasi dan Informatika, BPS, BI serta instansi lainnya dari seluruh provinsi se-Sumatera, bertema Penguatan Koridor Ekonomi Sumatera Menuju Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.


Secarra kumulatif, ujarnya, pertumbuhan perekonomian di Sumatera pada 2022, berada di urutan terakhir, dengan rincian nilai pertumbuhan antara lain, Maluku dan Papua 8,65 persen, Sulawesi 7,05 persen, Jawa 5,31 pesen, Bali dan Nusa Tenggara 5,08 persen, Kalimantan 4,94 persen dan Sumatera 4,69 persen.


"Sedangkan secara spasial, struktur ekonomi masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera, dengan distribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,48 persen dan 22,04 persen," katanya, sebagaimana dikutip pada laman infopublik.id.


Pasaribu menegaskan, melalui kegiatan itu, para peserta dapat saling berdiskusi tentang isu-isu ekonomi di kawasan Sumatera, mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di provinsi masing-masing, dan mengembangkan perekonomian dalam rangka mendukung pembangunan nasional.


Dia mengakui, masih terdapatnya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah, yang dipengaruhi oleh belum mantapnya infrastruktur. Hal itu, menurutnya, menjadi tantangan yang membutuhkan solusi tepat di masa mendatang.


"Segalanya harus disiapkan dengan cermat, misalnya dengan mendorong industrialisasi, memperkukuh hilirisasi SDA, penyediaan infrastruktur digital, dan mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru dan ekonomi biru," jelasnya.(infopublik.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar