Ketidakpastian Global Membuat Emas Kembali Bersinar

Ketidakpastian Global Membuat Emas Kembali Bersinar

PADANG PANJANG, kiprahkita.com Di tengah arus deras ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi yang semakin sulit ditebak, emas kembali tampil sebagai aktor utama di panggung global. Senin (7/7/2025), harga emas dunia berhasil memangkas kerugiannya dan bahkan naik 0,30% menjadi US$3.336,34 per troy ons. Pagi kemarin, Selasa (8/7), harga kembali menguat tipis ke US$3.339,36, menunjukkan tren pemulihan setelah pelemahan tajam 1 pekan lalu.

Antam Logam Mulia 

Katalisnya? Bukan hanya soal inflasi atau suku bunga. Kali ini, perhatian tertuju pada satu nama yang kerap mengguncang pasar: Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Lewat kebijakan dadakannya, Trump kembali mengobarkan “perang dagang jilid baru” dengan mengenakan tarif 25% pada Jepang dan Korea Selatan, mulai 1 Agustus mendatang. Tak hanya itu, ia juga menerbitkan surat pemberitahuan tarif kepada 14 negara lainnya, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Bangladesh. Dalam satu gerakan politik, ia kembali membuka kotak pandora ketidakpastian global.

Emas: Safe Haven Abadi di Tengah Ketidakpastian

Langkah Trump secara otomatis meningkatkan permintaan terhadap safe haven — terutama emas, yang dikenal sebagai aset pelindung dalam kondisi penuh gejolak. Emas yang sempat tertekan oleh menguatnya indeks dolar AS (0,53% ke level 97,48), tetap mampu bangkit, membuktikan kekuatannya sebagai pilihan utama ketika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik melanda.

"Emas naik sebagai reaksi terhadap tarif 25% Trump terhadap Korea dan Jepang. Saham malah sedikit merosot," ujar Tai Wong, pedagang logam independen, seperti dikutip Reuters.

Ketidakpastian + Risiko Geopolitik = Reli Emas?

Kenaikan harga emas kali ini bukan semata soal tarif, tetapi cerminan dari meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap stabilitas global. Investor menilai bahwa tindakan unilateral AS bisa merembet menjadi ketegangan diplomatik baru yang memperlambat perdagangan internasional dan mengganggu arus investasi.

Sinyal kekhawatiran ini makin diperkuat oleh fakta bahwa bank sentral China (PBoC) terus menambah cadangan emas selama delapan bulan berturut-turut. Diversifikasi cadangan ini dianggap sebagai langkah mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, sekaligus antisipasi terhadap inflasi dan gejolak global yang makin sulit diprediksi.

Menurut catatan Bank of America, pembelian emas oleh bank-bank sentral global adalah tren jangka panjang yang akan terus berlanjut, dengan motivasi utama: lindung nilai terhadap guncangan ekonomi dan geopolitik.

Apa Artinya untuk Indonesia?

Bagi Indonesia, tarif Trump bisa berdampak ganda. Di satu sisi, ketidakpastian global bisa menekan ekspor dan investasi. Namun di sisi lain, harga emas yang naik bisa menjadi peluang bagi investor lokal, baik individu maupun institusi, untuk melindungi portofolio dari tekanan ekonomi global. IHSG dan nilai tukar rupiah sendiri sudah mulai menunjukkan reaksi hati-hati terhadap berita ini.

Pemerintah dan pelaku pasar tentu harus waspada. Ketergantungan terhadap ekspor ke negara-negara besar seperti AS dan Jepang membuat Indonesia rentan terhadap perubahan kebijakan sepihak. Namun dengan strategi lindung nilai, diversifikasi aset, dan penguatan pasar domestik, risiko ini bisa dikelola.

Begitu juga di jasa beli jual gadai emas di Pegadaian. Harga beli naik 50 poin dari beli Rp 1.822.000 sejak kemarin naik tipis menjadi Rp 1.827.000 untuk 1 gram atau Rp 18.270 per 0.01 gr dan Rp 1.763.000 per gram untuk jual atau Rp 17.630 per 0.01 gr untuk menjual.

Untuk Anda yang mau buka tabungan masih ada kesempatan tidak ada kenaikan terlalu besar. Kenaikan Rp 50.000.

Untuk cara nabung bisa baca link berikut juga hukum menabung, beli, jual, gadai emas. Semua ditakar dengan emas bukan dengan uang.

Cara Gadai Emas, cara nabung 

harga-emas-perhiasan-antam-dan-buyback.html

update-harga-emas-perhiasan-hari-ini-5.html

Penutup

Kenaikan harga emas bukan hanya soal angka di layar perdagangan, tapi juga refleksi dari rasa cemas dunia terhadap arah kebijakan ekonomi global. Selama ketidakpastian terus menjadi narasi utama, emas akan tetap menjadi simbol stabilitas — dan sekaligus pengingat bahwa pasar bukan hanya soal kalkulasi, tetapi juga psikologi dan politik.

Dalam dunia yang semakin tak pasti, mungkin emas bukan sekadar logam mulia, tapi juga cermin dari naluri bertahan manusia.(Yus MM/BS*)

Posting Komentar

0 Komentar