![]() |
Ninik mamak berbaris rapi memasuki arena Event Nagari.(prokopim td) |
BATUSANGKAR, kiprahkita.com - Program unggulan Bupati Tanah Datar Eka Putra bersama Wakil Bupati Richi Aprian, salah satunya adalah Satu Nagari Satu Event. Pada 2023 ini, program tersebut sudah memasuki tahun kedua.
Dalam pelaksanaannya, muncul berbagai kritik dan sorotan. Nampaknya kini, gendang keluhan mulai ditabuh. Semakin haris kian kuat saja kedengarannya.
Ada yang mempertanyakan, apa manfaat nyata dari program ini, sementara nagari mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam melaksanakannya. Ada juga menyebut, program ini membebani nagari.
Secara teknis, Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Parpora Kabupaten Tanah Datar Efrison menjelaskan, program itu adalah upaya pemerintah menggali potensi dan kearifan lokal di nagari, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Menurutnya, jika ada nagari yang ingin berpartisipasi melaksanakan program unggulan tersebut, maka pihaknya akan memasukkan ke dalam kalender event daerah. Pemerintah daerah akan membantu dengan biaya di sekitaran Rp50 juta.
Jadi, imbuhnya, ada tahapan dan proses agar bisa melaksanakan Satu Nagari Satu Event itu, termasuk koordinasi nagari yang bersangkutan dengan Dinas Parpora, sebelum dimasukkan ke dalam Kalender Event Daerah.
"Dengan dana bantuan Rp50 juta mungkin tidak mencukupi. Kita akan memberi masukan dan pertimbangan. Tambahan pembiayaannya agar dicari panitia dengan upaya-upaya kreatif. Jadi tidak harus memberi beban kepada anggaran nagari," jelasnya.
Terkait dengan banyaknya pejabat daerah yang juga turut menghadiri setiap event nagari itu, dan disangkutkan pula dengan penggunaan anggaran, menurut Sekretaris Bappeda Litbang Tanah Datar Adriyanti Rustam, hal itu tidak terlalu membenani.
"Biaya kehadiran para pejabat itu ke kegiatan event nagari, sama saja dengan biaya kehadiran pejabat yang juga ramai memenuhi undangan Musyawarah Nagari (Musynag)," katanya.
Kalau hadirnya pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di setiap perhelatan Satu Nagari Satu Event dinilai menghabiskan anggaran, ujarnya, otomatis OPD yang menghadiri undangan musnag, tentu bisa pula disebut, juga menghabiskan anggaran.
Adriyanti berpandangan, setiap program akan memiliki dampak positif dan negatif, tak terkecuali Progul Satu Nagari Satu Event di Tanah Datar. Jika itu dilakukan dengan niat yang baik, sebutnya, maka hasil yang didapat juga akan baik. "Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai," katanya berpribahasa.
Menyikapi reaksi kritikan yang disampaikan, Bupati Tanah Datar Eka Putra pun memberi penjelasan, sebagaimana dirilis Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Datar, diakses pada Kamis (10/8) pagi.
"Dalam membangun nagari perlu adanya kerjasama semua pihak, butuh kekompakan semua unsur, mulai pemerintah nagari, Kerapatan Adat Nagari (KAN), Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN), sampai kepada perantau, pemuda, dan unsur lainnya di nagari," sebutnya.
Menurut bupati, program Satu Nagari Satu Event tidak sekadar masalah keterbatasan anggaran di nagari, tetapi ada dampak positi yang hendak dikejar. Buktinya, kata dia, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Tanah Datar, dari 14 nagari yang melaksanakan program ini pada 2022 lalu, tercatat sekitar 79 ribu pengunjung, baik wisatawan lokal maupun nasional dan mancanegara.
Dari kunjungan itu, ujarnya, terjadi transaksi keuangan mencapai Rp6,9 miliar. Sedangkan dampak jangka panjangnya, sebut Eka, terjadinya proses pelestarian tradisi dan budaya, serta penggalian potensi nagari seperti kuliner, pariwisata, adat dan kesenian, olahraga, UMKM dan aktivitas sanggar-sanggar yang ada di nagari.
"Ada 60 sanggar yang tampil pada Satu Nagari Satu Event tahun 2022 lalu," sebutnya.(kominfotd; ed. mus)
0 Komentar