Mahasiswa KKN Unand di Guguak Malalo.(musriadi musanif)

Ka Pasia Paralu ka Parak Penting

MALALO, kiprahkita.com - Berawal dari masalah kurang sinerginya pemanfaatan potensi ekonomi pasia dan parak oleh warga Nagari Guguak Malalo, maka Pemerintah Nagari Guguk Malalo mencoba mengajak warga kembali optimalisasi pemanfaatan parak.

Parak dalam kosa kata warga setempat berarti kebun yang umumnya ditanami tanaman keras, seperti cengkeh, buah pala, durian, kulik manis, alpukat, karet, kopi. Biasanya, parak untuk memenuhi kebutuhan hidup jangka panjang.

BACA JUGA

Sedangkan ka pasia artinya warga yang menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan di Danau Singkarak. Berbagai cara mendapatkan ikan lumrah dilakukan warga, mulai dari memancing, alahan, menjala, dan lain-lain.

"Kini parak banyak yang sudah ditinggalkan, sementara ka pasia hanya bisa memenuhi kebutuhan jangka pendek. Untuk itu diperlukan perubahan mindset pemerintah dan warga," kata Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Mahasiswa KKN Unand di Nagari Guguak Malalo Najmuddin M. Rasul, Ph.D.

Berawal dari keinginan untuk berubah itu, sebutnya, pemikiran Walinagari Mulyadi ini didukung oleh mahasiswa Unand yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di nagari ini, maka dilakukan berbagai terobosan, di antaranya dengan menggelar seminar tentang parak dan pasia itu, lalu kemudian para inovator diundang ke Padang oleh Kepala LPPM Unand Dr. Uyung Gatot S. Dinata.

Dari pertemuan itu, kata Najmuddin, akhirnya muncullah kerjasama LPPM Unand dengan Pemnag Guguak Malalo dalam bentuk living laboratorium, dan nagari ini menjadi Research Center Unand.

"Pihak unand tertarik untuk membina Nagari Guguk Malalo ini, karena ada dua petani yang sudah berhasil, yaitu petani alpukat dan karet yang merupakan inovator, sekaligus motivator buat warga yang lainnya. Di samping itu ada enam petani yang on going. Insya Allah, Nagari Guguk Malalo bersiap untuk menjadi Nagari Smart," ujarnya.(mus)