![]() |
Danau purba di Pasaman Barat. (jadesta.kemenparekraf) |
SIMPANGAMPEK, kiprahkita.com - Sumatera Barat memiliki banyak danau. Semuanya indah dan mempesona. Singkarak, Maninjau, Danau Ateh, dan Danau Dibawah, sudah menjadi fenomemal dan amat dikenal para wisatawan.
Tapi tahukah Anda, bila di Sumbar juga ada danau mempesona tapi belum dikelola secara profesional? Itulah dia Danau Laut Tinggal, terletak di Ujunggading tapi pintu masuknya dan di Rabijonggor.
Danau ini sebenarnya berada di Kampung Situal Nagari Ujunggading, Kecamatan Lembah Malintang, Kabupaten Pasaman Barat. Tapi dari penjelajahan yang dilakukan wisatawan dan warga setempat, untuk sampai ke situ lebih praktis dari Desa Sitobu Nagari Rabijonggor, Kecamatan Gunung Tuleh. Daerah ini berbaasan langsung dengan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), di Provinsi Sumatera Utara.
Danau Laut Tinggal, menurut penelitian ilmuwan, merupakan kawah purba. "Ini adalah danau kawah hasil letusan purba dan nyaris tak terjamah tangan manusia, kami menyebutnya danau hantu dan berada dalam hutan primer," terang dua ilmuwan Jerman; Renate Rabenstein dan Herwig Zahorska.
Keduanya melakukan penelitian ke situ dengan dipandu masyarakat lokal, dan laporannya ditulis pada jurnal penelitian Senckenberg Research Institute, 9 Desember 2004.
Menurut penelitian itu, tidak ada kehidupan biota di dalam danau yang berkedalaman sekitar 62 meter dari bagian tengah danau. Bentuk danau hampir bulat dan sekitar 300 meter di bawah bibir kawah Gunung Melintang.
Lokasinya kira-kira di ketinggian 1.590 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ada air masuk danau meski debitnya kecil.
Artikel yang ditulis Anton Setiawan pada laman indonesia.go.id menyebut, ilmuwan Jerman itu juga meneliti vegetasi dan kandungan air Danau Laut Tinggal, dan merupakan rangkaian penelitian terhadap sekitar 292 danau di kawasan Asia Tenggara di awal tahun 2000.
"Ada sebanyak 18 dari sekitar 139 danau di tanah air mereka teliti, termasuk delapan danau di Sumatra, salah satunya Danau Laut Tinggal," tulis Anton.
Rabenstein yang dibantu dua pemandu, juga menuju tengah danau yang berdiameter satu kilometer, memakai perahu karet dan mengambil sampel air untuk diteliti. Sulfur yang terkandung sangat tinggi, dan airnya tak layak dikonsumsi tubuh manusia. Derajat keasamannya mencapai Ph 2.
Pernyataan Rabenstein sejalan dengan keterangan kanal Geoheritage, di website Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bahwa bentang alam Danau Laut Tinggal merupakan sisa kaldera Gunung Malintang era Kuarter.
Bebatuan di sekitar danau, menurut laporan itu, berupa andesit dan breksi hasil erupsi purba gunung tersebut. Perbukitan sisi selatan danau sampai ketinggian 1.940 mdpl berupa breksi vulkanik dengan kemiringan curam.
Penelitian lanjutan pernah pula dilakukan oleh 31 peneliti muda dari IPB University. Seperti dikutip dari Antara, mereka adalah peneliti gabungan dari Fakultas Kehutanan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan, Pertanian, Ekonomi, dan Kedokteran Hewan.
Mereka meneliti aspek keanekaragaman hayati, indeks kesesuaian wisata, analisis daerah operasi, dan daya tarik objek wisata alam.
Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan selama 11 hari pada Januari 2023 itu, mereka mendapati adanya 55 jenis flora, 13 jenis mamalia termasuk owa siamang sumatra (Symphalangus syndactylus).
Menurut Ketua Tim Penelitian IPB University Muchtar Abdul Majid, terdapat pula 25 jenis aviafauna di antaranya satwa terancam punah seperti burung rangkong atau hornbill (Bucerotidae), dan elang ular bido (Spilornis cheela).
Mereka pun merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, supaya kawasan Danau Laut Tinggal ini dijadikan objek wisata berwujud ekowisata. Ini dilakukan sambil tetap mempertahankan kelestarian hutan sekitarnya karena masih sangat asri dan terjaga dipadu lokasi danau di ketinggian disertai sensasi perjalanan yang luar biasa.(Anton Setiawan/indonesia.go.id) ARTIKEL BERIKUTNYA Cara Sampai ke Danau Laut Tinggal
0 Komentar