![]() |
Kelompok mahasiswa yang meriset umbi porang.(muhammadiyah.or.id) |
MALANG, kiprahkita.com - Kasus anak terserang penyakit diabetes terus meningkat. Bahkan bila pembandingnya diambil tahun 2010, maka pada tahun 2023 ini meningkat hingga 70 kali lipat.
Data yang dikutip dari laman kemkes.go.id menjelaskan, sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1213 kasus Diabetes Melitus tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Tak ingin kasus itu terus meningkat, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pun melakukan riset, lalu menghasilkan snack rendah gula berbahan umbi-umbian. Riset dilakukan mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan.
Ketua Tim Maharani Dewi Wulan menyampaikan, dipilihnya umbi porang atau amorphophallus oncophyllus karena bahan ini banyak ditemui di Indonesia. Selain itu, umbi porang memiliki indeks glikemik yang rendah 16,9 persen.
"Umbi porang memiliki kandungan glukomanan paling tinggi dibandingkan dengan jenis umbi lain, yakni mencapai 65 persen. Glukomanan pada umbi porang berperan dalam penurunan gula darah, menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa serta mengurangi obesitas," karanya sebagaimana dirilis muhammadiyah.or.id.
Selain umbi porang, terdapat bahan lainnya seperti kulit bagian dalam buah manggis, yang ternyata memiliki manfaat untuk mempertahankan insulin pada tubuh.
Apalagi mengingat peran utama insulin yaitu untuk membantu tubuh mengontrol kadar gula dalam darah sekaligus mengelola glukosa sebagai sumber energi melalui sel otot, lemak dan hati.
“Masih sedikit masyarakat yang mengetahui kulit manggis memiliki efek hipoglikemik karena memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai anti diabetes. Yakni senyawa golongan xanthone yang dapat menstimulasi sekresi dan mempertahankan sejumlah sel insulin,” ungkapnya.
Mereka berharap masyarakat bisa lebih memperhatikan kualitas serta kandungan makanan yang dikonsumsi. Masyarakat harus paham bahwa apa yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh.
Begitupun dengan para pelaku industri yang harus memikirkan efek dari produk makanan yang dibuat. “Alangkah lebih bijak jika pelaku industri menciptakan makanan yang sehat, bukan hanya fokus pada junk food,” ujarnya.(muhammadiyah.or.id)
0 Komentar