Perantau Diminta Terus Menebar Manfaat

foto Humas.Sumbar

TASIKMALAYA, kiprahkita.com - Perantau diminta untuk terus menebar manfaat, sekaligus memberi dukungan untuk pembangunan kampung halaman. Kendati demikian, prisip yang selalu dianut adalah dimana sumur digali, di situ air diminum.


Demikian dikatakan Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah, Ahad (27/8), saat memberi sambuytan pada kegiatan Urang Minang Baralek Gadang Tahun 2023, yang dihelat oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM) Tasikmalaya di Taman Kota Tasikmalaya.


“Karakter kita orang Minangkabau di perantauan harus selalu dipertahankan. Pertama, harus bermanfaat bagi lingkungan, tetapi tidak lupa untuk juga bermanfaat bagi kampung halaman. Karakter kedua, harus berpandai-pandai dalam bermasyarakat. Pepatah mengatakan, ‘di mana sumur digali, di situ air diminum’. Itu harus senantiasa diamalkan,” ucapnya.


Gubernur kembali mengingatkan, para perantau diharap senantiasa menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai panutan. Rasulullah, kata Gubernur, merantau saat momentum hijrah ke Madinah, akan tetapi tidak pernah lupa akan Makkah, hingga kembali ke kota kelahiran tersebut untuk memacu pembangunan dan kemaslahatan umat.


Dalam perhelatan Urang Minang Baralek Gadang di Kota Tasikmalaya tersebut, digelar berbagai kegiatan seremonial dan kegiatan amal. Bahkan, Gubernur Sumbar ikut berpartisipasi senilai Rp10 juta untuk rencana pembangunan masjid oleh IKM Tasikmalaya. Tidak itu saja, Gubernur juga menyatakan akan melelang pakaian pribadinya, yang kemudian hasil lelang tersebut akan diserahkan sepenuhnya untuk pembangunan masjid tersebut.


Gubernur juga secara resmi melepas Pawai Budaya Minang di Kota Tasikmalaya. Terkait hal ini, ia menegaskan bahwa adat dan tradisi Minang adalah pakaian bagi badan orang Minang, yang tak akan bisa lepas atau digantikan dengan pakaian mana pun, di mana pun, dan dalam situasi apa pun.


Ketua Panitia Syahrial Koto menyebutkan, perantau Minang di kota tersebut masih sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaan Minangkabau, serta di satu sisi juga telah menempatkan Kota Tasikmalaya sebagai kampung kedua.


IKM Tasikmalaya, tambahnya, tengah merencanakan pembangunan masjid, yang merupakan bagian dari pemaknaan atas empat ketentuan budaya merantau orang Minang ketika mendatangi sebuah negeri, yaitu menyiapkan pandam perkuburan, tepian tempat mandi, Rumah Gadang, serta masjid tempat beribadah.


Sementara itu, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya yang juga Tokoh Minang, H. Aslim, menyebutkan, rangkaian kegiatan Urang Minang Baralek Gadang di Tasikmalaya secara garis besar memiliki dua tujuan.


Pertama, untuk menjalin ukhuwah. Kedua, menggalang dana untuk rencana pembelian tanah wakaf, yang akan digunakan untuk pembangunan masjid oleh IKM Tasikmalaya.


Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ifan Diksan, dalam kesempatan itu ikut menegaskan, kehadiran warga Minang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat di kota tersebut.


Ia menyebutkan, Tasikmalaya adalah kota yang sangat terbuka, sehingga jumlah suku yang bernaung di kota tersebut mencapai 18 etnis kesukuan.(adpsb; ed. mus) 

Posting Komentar

0 Komentar