Catatan Musriadi Musanif (Wartawan Utama)
dari Arena Kongres XXV PWI di Bandung
BANDUNG, kiprahkita.com - Loncatan teknologi yang dikembangkan manusia, setiap hari melahirkan kejutan-kejutan baru. Era digital saat ini sudah mampu mewujudkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
"Era digital kerap memberi kejutan. Kini manusia malah sedang membuat robot cerdas yang bisa berperan sebagai istri sepenuhnya. Istri robot itu kabarnya akan dijual dengan harga USD 5 ribu," kata Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mirza Zulhadi, Senin (25/9), di Bandung
Mirza mengatakan hal itu, saat memberi arahan pada pembukaan Seminar Teknologi Artificial Intelligence dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Profesi Wartawan, dalam rangka menyemarakkan Kongres XXV PWI Tahun 2023 di Bandung.
Menurutnya, tugas-tugas yang selama ini dilakukan wartawan, baik cetak maupun elektronik, kini sudah banyak yang bisa digantikan aplikasi digital, sehingga pada kondisi-kondisi tertentu, wartawan seakan-akan tak dibutuhkan lagi.
"Wartawan harus mampu berkolaborasi dan menyesuaikan diri dengan era digital. Jangan sampai, semua urusan pekerjaan dan profesi kita digantikan aplikasi AI itu," tegasnya.
Chief Executive Officer (CEO) TV One Taufan Eko Nugroho, selaku narasumber pada seminar itu mengingatkan, stasiun televisi yang dipimpinnya memang sudah me-launching teknologi AI, tapi sejauh ini belum sepenuhya diterapkan, karena sebagai media mainstream mereka berkomitmen, semua sajian informasi yang disuguhkan untuk publik harus memenuhi standar jurnalistik yang ketat.
Dengan teknologi artificial intelligent, tegasnya, suara dan video sangat mudah dimanipulasi. Makanya, kata dia, televisi dan media mainstream harus benar-benar mencermati dengan baik dan mendorong adanya aturan yang ketat dari pemerintah.
"Dengan AI juga bisa mengurangi jumlah tenaga kerja manusia dalam jumlah besar. Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence kini berkembang sangat cepat, dan mengubah banyak aspek kehidupan modern. Namun, beberapa ahli khawatir perkembangan AI dapat dimanfaatkan untuk tujuan jahat, bahkan dapat mengancam pekerjaan," ujarnya.
Pekembangannya dalam beberapa waktu belakangan, ujarnya, dengan teknologi AI bisa membuat avtar atau manusia digital sebagai presenter. Manusia digital itu bisa mempresentasikan berita menggunakan Bahasa Indonesia, internasional, dan daerah.
Dengan teknologi AI itu juga bisa dilakukan kloning suara, menggantikan wardrobe presenter hanya dengan teks, membuat dan mengganti set studio dengan teks.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dalam sambutannya mengatakan, perkembangan teknologi memang tak bisa dielakkan, kendati memiliki beberapa efek negatif yang membuat khawatir.
Bey menyebut, wartawan yang tergabung ke dalam wadah organisasi PWI diharap tampil di garda terdepan, khususnya dalam penyajian dan penyebarluasan informasi yang baik dan benar, tidak sekadar viral di dunia maya.
"Bandung adalah pusat perkembangan pers nasional. Kongres PWI ini diharap jadi mmomentum mengawal pers di era keterbukaan. PWI juga harus menjadi institusi yang berkesinambungan mengembangkan profesionalisme wartawan, sekaligus melawan informasi hoaks yang akhir-akhir ini menghiasi media sosial," sebutnya.***
0 Komentar