Data Letusan Marapi Kini Teratas

PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Gunung Marapi kini berada di peringkat atas, data letusan yang dipublikasikan pada laman Magma Indonesia. Sebelumnya, posisi teratas dipegang Gunung Lewotobi Laki-laki.


Letusan Gunung Marapi yang 'besar-besar' sepanjang tahun 2024 ini, kurang dari dua bulan, tercatat 63 kali (pukul 20.10 WIB berubah menjadi 65 kali- red). Bila ditotal semua jenis letusannya, dua hari lalu sudah mencapai 170  kali dengan 1.346 hembusan.


Posisi berikutnya adalah Gunung Lewotobi Laki-laki (57), Gunung Semeru (57), Gunung Ibu (36), Gunung Ili Lewotolok (11), dan Gunung Dukon sebanyak empat kali.


Sementara itu, menurut laporan Indra Saputra dari Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi pada laman Magma Indonesia, Selasa (20/2), sejak pagi sedikitnya Marapi telah meletus empat kali, yaitu pukul 09.12 WIB, 17.58 WIB, 18.22 WIB, dan pukul 19.03 WIB.


Untuk erupsi pukul 18.22 WIB, tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak, atau sekitar 3.791 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara.


Sementara pada erupsi pukul 17.58 WIB, tinggi kolom letusan teramati mencapai sekitar 600 meter di atas puncak Gunung Marapi, atau 3.491 mdpl, kolom abu teramati dengan warna putih hingga kelabu, dan tersebar ke arah tenggara.


Sedangkan saat erupsi pukul 09.12 WIB dan pukul 19.03 WIB, tinggi kolom tidak teramati secara visual, karena gunung tertutup kabut, namun terekam di seismogram.


Saat ini, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat itu, masih berstatus Level III atau Siaga. Ada sejumlah rekomendasi PVMBG yang mesti jadi perhatian dan dipatuhi semua pihak.


Berikut adalah rekomendasi yang diberikan kepada masyarakat dan pihak terkait:


1. Pendekatan Wilayah : Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan para pendaki, pengunjung, serta wisatawan dihimbau untuk tidak memasuki wilayah dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek di Gunung Marapi.


2. Waspada Bahaya Lahar : Warga yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi harus selalu waspada. terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama selama musim hujan.


3. Penggunaan Masker dan Perlindungan : Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna menghindari gangguan saluran pernapasan. 

Perlengkapan lainnya, seperti pelindung mata dan kulit, juga perlu dipersiapkan. Selain itu, penting untuk mengamankan sumber air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal untuk mencegah kerusakan atau kecelakaan.


4. Pencegahan Penyebaran Hoax : Semua pihak diminta untuk menjaga kondusivitas situasi di masyarakat, dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya atau narasi bohong (hoax). Masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pemerintah daerah.


5. Koordinasi dan Informasi : Pemerintah Daerah di Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam diminta untuk terus berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung, atau Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jalan Prof. Hazairin No. 168, Bukittinggi, untuk mendapatkan informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Marapi.


6. Mengikuti Perkembangan Aktivitas : Masyarakat dan instansi terkait dapat memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi, serta rekomendasi melalui aplikasi Android Magma Indonesia, situs web Magma Indonesia, dan media sosial PVMBG seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.


Warga diimbau untuk tetap waspada, dan mengikuti petunjuk dari otoritas terkait, dalam menghadapi situasi ini. Semoga dengan koordinasi yang baik dan kesadaran bersama, dampak dari erupsi Gunung Marapi dapat diminimalkan.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar