Erupsi Marapi Terus Meningkat, Status Belum Bisa Turun


BUKITTINGGI, kiprahkita.com - Berdasarkan evaluasi dan analisis selama tujuh hari belakangan, letusan dan kegempaan Gunung Marapi meningkat. Statusnya belum bisa diturunkan dari Level III atau siaga.

Demikian kesimpulan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), setelah melakukan monitoring, baik visual maupun instrumental tanggal 1-7 Maret 2024.

Kesimpulan dan penetapan status Marapi itu, disampaikan PVMBG melalui surat resmi yang ditandatangani Kepala Badan Hendra Gunawan, bertanggal 8 Maret 2024.

Surat ditujukan kepada BNPB, gubernur Sumatera Barat, walikota Padang Panjang, walikota Bukittinggi, bupati Agam, dan bupati Tanah Datar.

"Dalam satu pekan terakhir, intensitas letusan, hembusan asap, dan kegempaan Gunung Marapi cenderung meningkat. Tinggi kolom asap letusan mencapai 700 meter. Ini jauh lebih rendah dari erupsi pada 3 Desember 2023 yang mencapai tiga ribu meter dari atas puncak," jelasnya.

Selain letusan yang meningkat, hingga rata-rata 13 kali dalam sehari, gempa hembusan berfluktuasi antara 46 hingga 240 kali sehari.

Aktivitas Marapi, jelasnya, disimpulkan masih tinggi dengan beragam potensi ancaman bahaya, di antaranya erupsi bisa saja terjadi dengan energi yang lebih besar, sehingga lontaran material vulkaniknya dapat seukuran batu, lapili atau pasir. Jangkauannya bisa mencapai 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek.

Bersamaan dengan itu, imbuhnya, material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak, dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.

"Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun, seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah dan puncak Marapi," tambahnya.

Dengan tetapnya Marapi berstatus Level III, maka enam poin rekomendasi yang disampaikan, ketika menaikkan status Marapi dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB, oleh PVMBG dinyatakan tetap berlaku, dan harus menjadi perhatian semua pihak.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar