PADANG, kiprahkita.com - Pemulihan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat terus berlanjut pada tahun 2024, dengan tanda-tanda positif berupa peningkatan daya beli masyarakat dan aktivitas ekonomi yang terus berkembang.
Meskipun kondisi ekonomi global cenderung melambat, ekonomi Sumbar tetap mampu mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,30 persen pada Triwulan IV tahun 2023.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumbar Syukriah HG.
Menurutnya, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sumbar dari Triwulan I hingga Triwulan IV 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 tumbuh sebesar 4,62 persen (c-to-c).
Angka ini menunjukkan, ekonomi Sumbar pada tahun 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, yang mencatat pertumbuhan sebesar 4,36 persen (c-to-c).
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar, menurutnya, adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencapai 3,22 persen, dan pertumbuhan investasi fisik atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 7,70 persen.
Kedua komponen ini, ujarnya, memiliki akumulasi kontribusi sebesar 81,61 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar.
Meski demikian, Syukriah menegaskan, pertumbuhan ekonomi Sumbar dinilai masih belum kembali ke tingkat yang sama seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan sektor swasta, untuk terus berinovasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tuturnya.
Meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat ketegangan geopolitik dan perlambatan ekspor, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Sumbar tetap solid hingga akhir Maret 2024.
Total Pendapatan Negara yang dipungut di Sumbar mencapai Rp1,70 triliun, sementara total Belanja Negara mencapai Rp7,49 triliun, menghasilkan defisit regional sebesar Rp5,79 triliun.
Pendapatan Negara yang terealisasi di wilayah Sumbar per 31 Maret 2024, mencapai Rp1,70 triliun, atau 19,30 persen dari target pada APBN 2024.
Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,90 persen dibandingkan capaian periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Realisasi komponen Pendapatan Negara berasal dari Penerimaan Perpajakan yang mencapai Rp1,27 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp424,35 miliar.
Sementara itu, realisasi Kepabeanan dan Cukai tercatat sebesar Rp83,77 miliar, terkontraksi sebesar 56,81 persen, karena penurunan volume ekspor di Pelabuhan Teluk Bayur untuk komoditas crude palm oil (CPO) dan turunannya.
"Hal ini berdampak pada penurunan realisasi Bea Keluar sebesar 62,43 persen," sebutnya.(yni)
0 Komentar