JAKARTA, kiprahkita.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat di Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut, dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi bencana susulan.
Hal itu diutarakannya, karena pada Sabtu (27/4), kasawan itu diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6,5 dengan update M6,2.
"Kami mengimbau masyarakat etap waspada, terutama saat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Khususnya bagi mereka yang tinggal di lereng-lereng bukit, gunung, ataupun daerah aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," ujarnya.
Dwikorita menjelaskan, getaran gempa dapat menyebabkan lereng-lereng bukit menjadi retak atau rapuh. Jika terkena hujan, air yang meresap dapat mendorong massa tanah dan batuan sehingga terjadi longsor.
Menurutnya, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga bisa menyebabkan banjir bandang yang membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi bencana ini.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Bagi yang rumahnya mengalami kerusakan, disarankan untuk tidak menempatinya sementara waktu dan mencari tempat yang lebih aman, yang kokoh dan stabil.
"Kami juga meminta masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal aman dari kerusakan yang bisa membahayakan, sebelum kembali menempatinya," tambahnya, sebagaimana dirilis Bagian Humas BMKG, diakses Senin (29/4).
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Nasional Daryono menyatakan, gempa Magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah yang terjadi, karena aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.
"Gempa ini disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake), dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelasnya.(rel/mus)
0 Komentar